BERITA UTAMAJayapura

Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku Himbau Masyarakat Tidak Beraktivitas di Area Buffer Zone

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
4
×

Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku Himbau Masyarakat Tidak Beraktivitas di Area Buffer Zone

Share this article
3a8f28a5 fd7b 47ca 99dd a5079eb7bdd7
Edi Mangun

Jayapura, fajarpapua.com– Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku menutup area sekitar Fuel Terminal Dobo menghindari bahaya kebakaran. Langkah cepat itu menyikapi kabar banyak masyarakat masih melakukan aktivitas disekitar area tersebut.

“Pertamina sebagai pemilik Hak Tanah Guna Bangunan berupaya selalu memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang melakukan aktivitas di dalam dan sekitar kawasan. Pembangunan fasilitas pengamanan berupa gate atau gerbang merupakan salah satu upaya kami dalam meningkatkan keselamatan dan kenyamanan bagi masyarakat di wilayah Fuel Terminal Dobo,” kata Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, Edi Mangun, Kamis (23/2/2023).

Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya
Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya

Edi Mangun mengakui jarak tangki minyak di Fuel Terminal Dobo merupakan buffer zone sehingga seharusnya tak ada aktivitas disekitar tangki karena dapat membahayakan masyarakat di daerah sekitar. Buffer zone adalah area kosong agar jarak antara fasilitas di area tangki tidak terlalu dekat dengan jalan umum yang dilintasi warga.

“Perlunya buffer zone. Memang disamping kita itu adalah wilayah arah ke pantai dan biasa ada orang yang melintas. Jadi kami tegaskan bahwa area buffer zone tak ada aktivitas keramaian agar tidak terjadi bahaya kebakaran dan sebagainya. Terlepas dari masalah teknis, nanti kami sampaikan. Tapi yang jadi agenda besar kita adalah membebaskan area di situ dari bahaya yang dapat merugikan masyarakat yang beraktifitas” tambahnya.

Menurut Edi, jalan yang ada sekarang sebaiknya ditutup, kemudian membuat jalan alternatif untuk dilalui masyarakat.

“Kami sudah melakukan pengecekan dan menemukan fakta bahwa kawasan yang juga merupakan objek vital ini harus dalam batas-batas ideal terhadap interaksi masyarakat,” kata Edi.

Jika tidak ada batas ideal, akan berakibat fatal bagi masyarakat sekitar jika terjadi insiden seperti kebakaran dan sebagainya.

“Apalagi kalau menyangkut bahan kimia berbahaya yang tidak tampak tetapi sesungguhnya berbahaya,” tuturnya.

Edi menyarankan seluruh pemangku kepentingan termasuk warga sekitar duduk bersama dan bermusyawarah. Sehingga masyarakat dapat memahami langkah yang pertamina ambil adalah untuk melindungi dan memberi rasa aman bagi masyarakat yg beraktifitas di area tersebut dari bahaya – bahaya yang mungkin terjadi kedepannya.

“Kami berharap dapat duduk bersama dalam mendiskusikan hal ini lebih lanjut, agar masyarakat disekitar pun mengerti bahwa wilayah tersebut harus steril dari aktivitas ramai demi keamanan bersama,” tutup Edi.(hsb).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *