BERITA UTAMAMIMIKA

Produksi Peternak Lokal Mimika Kalah Saing, Dewan Minta OPD Terkait Tekan Harga Pakan Ternak

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
6
×

Produksi Peternak Lokal Mimika Kalah Saing, Dewan Minta OPD Terkait Tekan Harga Pakan Ternak

Share this article
IMG 20230310 WA0068
Suasana rapat dengar pendapat antara Komisi B DPRD Mimika dengan dua OPD dilingkup Pemda Kabupaten Mimika, Jumat kemarin.Foto: Febri

ads

Timika, fajarpapua.com – Komisi B DPRD Mimika meminta organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk menekan harga pakan ternak.

Hal ini disampaikan legislatif karena prihatin dengan kondisi peternak lokal terkhusus peternak ayam potong yang dirasa tidak mampu bersaing dengan para pengusaha ayam beku.

Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Komisi B DPRD Mimika, Rizal Pata’dan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan serta dengan Dinas Pertanian Kabupaten Mimika yang berlangsung di ruang serbaguna Kantor DPRD Mimika, Jumat (10/3) kemarin.

“Kita prihatin dengan kondisi peternak kita disini yang tidak mampu bersaing karena banyak pengusaha besar yang masuk Timika. Kita harus membantu para peternak dengan memberikan solusi sehingga peternak bisa bersaing,” ujarnya.

Salahsatu faktor yang membuat peternak lokal kalah bersaing lantaran harga jual ayam beku yang didatangkan dari Surabaya Jawa Timur lebih murah dibandingkan dengan produk peternak lokal.

“Tingginya harga jual produk peternak lokal itu karena masih mahalnya harga pakan ternak di Kabupaten Mimika,” jelasnya.

Dikatakan karena bahan baku utama pembuatan pakan ternak adalah jagung, diharapkan adanya kerjasama Dinas Pertanian dan Peternakan untuk memanfaatkan lahan pertanian di Mimika ditanami jagung.

“Setelah saya study banding ke beberapa daerah seperti Solo, Malang dan Manado ternyata bahan baku tersebut 50-60 persen dari bahan baku jagung. Ini saya harap kedepan harus betul-betul memikirkan untuk jangka panjang,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Mimika, drh. Sabelina Fitriani membenarkan yang menjadi kendala peternak lokal tersebut karena mahalnya harga pakan.

Dalam penyampaiannya Sabelina mengungkapkan, untuk membuat pakan ternak tidak hanya mempersiapkan bahan baku Jagung semata karena dibutuhkan campuran lainnya salah satunya yakni tepung ikan dan dedak.

“Kita dedak disini ada, tapi jumlahnya masih sedikit. Karena dedak kita harus mengambil dari Merauke, selanjutnya untuk pakan juga tidak hanya dari bahan jagung karena juga dibutuhkan tepung ikan dan lainnya,” katanya.

Sedangkan Kepala Dinas Pertanian Mimika Alice Wanma mengatakan kedepan pihaknya akan memperluas lahan jagung untuk mendukung penyediaan bahan baku untuk pakan ternak.

Untuk saat ini lanjutnya kebun jagung hibryda ada sekitar 500 hektare yang bersumber dari bantuan APBN dan 100 hektare dari APBD.

“Kedepan kita akan mulai lakukan perluasan secara perlahan, butuh proses, karena kita lihat petani disini lebih suka tanam sayur-sayuran dengan jumlah banyak dibandingkan dengan jagung, kebanyakan disini kan jagung manis,” ucapnya.

Untuk itu kedepan pihaknya akan lebih banyak menanam jagung hybrida tersebut guna menyokong untuk pembuatan bahan baku pakan ternak di Mimika. (feb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *