Timika, fajarpapua.com – PT Freeport Indonesia (PTFI) memberikan pelatihan kepada Lembaga Adat dalam hal ini Lemasa dan Lemasko tentang Monitoring dan Evaluasi (Monev) guna meningkatkan kemampuan Pengurus Lemasa dan Lemasko dalam melakukan Monev terhadap program-program social yang dibiayai oleh PTFI kepada masyarakat Amungme dan Kamoro.
Materi yang digunakan dalam pelatihan ini adalah Program Kampung yang dikelola oleh Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme Kamoro (YPMAK) tahun 2021 di kampung-kampung Amungme di dataran tinggi dan Kamoro di wilayah pesisir.
Kegiatan yang diikuti oleh pengurus Lembaga Adat demi meningkatkan kapasitas pengurus Lembaga Adat tersebut dilaksanakan di hotel Horison Diana mulai hari ini, Senin (20/3) hingga Selasa (21/3). Pemateri dalam pelatihan tersebut dari Pusat Studi Data dan Informasi Pembangunan (PUSDIP) Universitas Cenderawasih (UNCEN).
Manager IACB PTFI Ricardo Komul mengatakan, pelatihan ini merupakan salah satu komitmen PTFI terkait dengan peningkatan kapasitas dari para pengurus Lemasa dan Lemasko agar memiliki kemampuan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program-program social yang bersumber dari dana PTFI, yang dilakukan oleh YPMAK.
Ricardo juga menyampaikan terima kasih kepada Pimpinan dan tim YPMAK yang telah mendukung kegiatan pelatihan ini.
“Jadi YPMAK yang menjalankan programnya, sedangkan lembaga adat melakukan Monev untuk memastikan semua program dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di kampung,” kata Ricardo.
“Sehingga saat melakukan Monev ke kampung-kampung mereka bisa mendengar langsung usul saran dari masyarakat. Ataupun mereka bisa melihat ada hal- hal apa yang perlu dilakukan perbaikan dan kemudian disampaikan ke YPMAK lewat mekanisme yang ada,” jelasnya.
Sementara Ketua PUSDIP UNCEN, Dr. Vince Tebay mengatakan, materi yang diberikan tersebut terkait bagaimana membangun alat untuk turun melihat ke lapangan. Mulai dari memahami apa itu perencanaan, tujuan, sasaran dan dampak. Kemudian dari dampak tersebut akan dianalisis supaya menjadi evaluasi.
“Materi dua hari ini kami coba memberikan yang sesimpel mungkin, karena memang Monev itu sediki rumit ya,” ujarnya.
Menurutn dia, pelatihan yang digelar selama dua hari tersebut meliputi pelajaran di ruangan dan praktek di lapangan.
“Jadi kami sederhanakan agar mereka memahami bentuk alat dari Monev itu sendiri kemudian bagaimana program tersebut berjalan atau tidak dan tepat sasaran atau tidak serta dampak langsungnya apa. Selanjutnya baru dievaluasi,” tuturnya.
Selanjutnya Ketua Lemasko, Gregorius Okoare mengapresiasi kegiatan ini karena sangat bermanfaat bagi Lembaga Adat agar bisa melihat hal-hal apa yang harus diperbaiki sehingga program-program YPMAK tepat sasaran.
“Secara kelembagaan kegiatan ini bagus sekali, supaya masyarakat benar-benar dapat manfaat dari program-program tersebut,” ungkapnya.
Sedangkan Sekretaris Lemasa, Wenas Uamang mengatakan, dengan adanya kegiatan ini sebagai lembaga bisa melihat langsung apakah program-program menyentuh kepada masyarakat.
“Kegiatan ini sangat baik dan sangat bermanfaat karena nantinya program-program dari YPMAK bisa tepat sasaran,” ujarnya. (ron)