BERITA UTAMAMIMIKA

Solidaritas Perempuan Papua Akui Keberpihakan Otsus Untuk Perempuan Masih Minim

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
6
×

Solidaritas Perempuan Papua Akui Keberpihakan Otsus Untuk Perempuan Masih Minim

Share this article
IMG 20230406 WA0049
Ketua Solidaritas Perempuan Papua, Ros N Kabes

Timika, fajarpapua.com – Ketua Solidaritas Perempuan Papua, Ros N Kabes mengatakan sejak dahulu Perempuan Papua dipandang sebelah mata dan dianggap sebagai orang golongan dua.

Menurut Ros, hal itu harus mendapat perhatian oleh pemerintah daerah mengingat perempuan sama seperti manusia lainnya yang ingin membuktikan diri yang mampu dan bisa bersaing di segala bidang.

Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya
Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya

“Perempuan Papua selama ini selalu dilihat sebelah mata, juga dianggap orang nomor dua dan kenapa perempuan di Indonesia lain bisa maju kenapa kami tidak bisa. Kami juga mau. Kami juga mau aktif di semua bidang, jadi tolong pemerintah lihat itu,” ujarnya kepada fajarpapua.com, Kamis (6/4).

Dikatakan Ros, dengan adanya Dana Otonomi Khusus yang telah diberikan oleh Pusat kepada Papua selama lebih 20 tahun harusnya dapat memberikan dampak bagi kemajuan perempuan Papua.

“Seharusnya dana Otsus turun harus ada alokasi untuk pemberdayaan masyarakat termasuk perempuan, ada untuk kesehatan untuk pendidikan juga,” katanya.

“Banyak bicara pendidikan tapi fakta yang terjadi di Mimika banyak anak tamat SD tidak tahu membaca, ini kepincangan yang kita lihat. Dan kami perempuan Papua juga mau maju. Kami mau buktikan bahwa kami juga bisa. Tolong! Perempuan Papua itu pintar cuma tidak dikasih kesempatan,” sambungnya.

Selama ini kata Ros, keberpihakan terhadap perempuan hanya sekian persen saja, padahal adanya Otsus itu untuk mengangkat derajat manusia Papua terkhusus bagi kaum Perempuan di Tanah Cendrawasih ini.

“Kalau mau jujur Otsus gagal. Untuk keberpihakan perempuan tidak ada, mungkin hanya sekian persen. Padahal dana Otsus itu untuk orang Asli Papua. Tapi yang nikmati bukan orang Asli Papua, orang dari luar juga nikmati. Padahal yang berteriak merdeka kan orang asli Papua,” ungkapnya.

“Pemerintah tolong lihat, perhatian kami. Kami juga bisa seperti perempuan lainnya, kami juga mampu. Tolong beri ruang kepada kami,” tutupnya. (feb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *