BERITA UTAMAPAPUA

Lewat Desa Cahaya, YBM PLN Dorong Masyarakat Olah Potensi Alam di Kampung Mandoni

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
51
×

Lewat Desa Cahaya, YBM PLN Dorong Masyarakat Olah Potensi Alam di Kampung Mandoni

Share this article
IMG 20230703 WA0030
Foto bersama

Fakfak, fajarpapua.com – Guna mendorong aktivitas perekonomian di tanah Papua, Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat memberdayakan warga Kampung Mandoni, Kabupaten Fakfak dalam memanfaatkan potensi alam.

Melalui program “Desa Cahaya”, masyarakat yang ada di kampung tersebut diarahkan untuk memaksimalkan pengolahan sumber daya alam yang ada seperti kepiting agar bisa mendapat nilai tambah.

iklan
Banner Iklan
iklan

Program Desa Cahaya yang dilaksanakan di Kampung Mandoni ini telah dimulai sejak Oktober 2022 dan rencananya akan berjalan selama satu tahun.

Dengan potensi hewan laut khususnya kepiting yang melimpah, YBM PLN memberikan bantuan pendampingan hingga peralatan yang dibutuhkan masyarakat untuk membudidayakan serta mengolah kepiting.

Saat ini bantuan yang diberikan YBM sudah sampai pada tahap pembinaan produk baik dari sisi standarisasi higienis produk hingga sertifikasi keamananan pangan dan halal.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat, Budiono menyampaikan seluruh kegiatan sosial yang dilakukan oleh YBM PLN berasal dari zakat profesi seluruh pegawai muslim yang dipotong sebesar 2,5 persen dari penghasilannya setiap bulan.

Hal ini merupakan hal yang luar biasa dan semoga berdampak untuk meningkatkan kehidupan dan ekonomi masyarakat.

“PLN tidak hanya hadir untuk memberikan penerangan yang layak, namun juga hadir untuk melayani masyarakat di berbagai sisi, salah satunya untuk meningkatkan taraf kesejahteraan melalui perekonomian yang semakin maju,”ungkap Budiono, Senin (3/7).

Hingga saat ini, sebanyak dua unit keramba sudah diberikan YBM PLN dan digunakan untuk mengkarantina kepiting hasil tangkapan.

Selain itu, untuk mendapat nilai tambah, masyarakat juga diajak untuk mengolah kepiting untuk dijadikan abon. Bekerja sama dengan Kelompoh Usaha Cahaya (KUC) Abon Rajungan, hasil olahan tersebut sementara ini dipadsarkan ke toko-toko di Kabupaten Fakfak dengan harga Rp 35,000,- per bungkus.

“Setelah kurang lebih delapan bulan program ini berjalan, kegiatan produksi olahan kepiting berupa abon ini sudah mulai konsisten. Setiap bulan sebanyak 60 bungkus berhasil diproduksi dengan ukuran 200 gram. Kami semua berharap jumlah produksi ini akan terus meningkat dan meningkat seiring dengan permintaan pelanggan di pasar,” ungkap Budiono.

Selain pemberian bantuan budidaya kepiting berupa keramba dan pendampingan pengolahan abon, program desa cahaya yang didorong untuk wilayah pedalaman juga memiliki beberapa kegiatan lainnya berupa pemberian makananan tambahan kepada masyarakat, santunan anak yatim dan janda dhuafa hingga pengajian bersama pendamping desa.(hsb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *