Jayapura, fajarpapua.com – Satu anggota Polda Papua Aipda Laode Imran mendapat kenaikan pangkat luar biasa atas pengabdiannya dan pengorbanannya saat terkena panah di leher ketika mengamankan kerusuhan di Dogiyai pada tanggal 14 Juli 2023.
Kenaikan pangkat luar biasa itu dilaksanakan dalam upacara yang dipimpin Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D. Fakhiri di Mapolda Baru Koya Koso Kota Jayapura. Turut hadir para pejabat utama, termasuk Wakapolda Papua, Brigjen Pol Ramdani Hidayat serta seluruh anggota Polda Papua, Senin (11/9/2023).
“Kenaikan pangkat ini sebagai bentuk apresiasi Polda Papua kepada Laode Imran sehingga mendapatkan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi dari Bripka menjadi Aipda,” kata Kapolda Irjen Pol Mathius Fakiri.
Ia berharap kenaikan pangkat tersebut akan menjadi motivasi bagi Aipda Laode Imran untuk terus meningkatkan kualitas pelayanannya kepada masyarakat.
Dalam amanatnya, Kapolda Papua mengingatkan bahwa satu bulan yang lalu, Polda Papua telah merayakan upacara serupa untuk seorang anggota Polri, dan hari ini kembali mendapatkan kepercayaan dari Mabes Polri untuk melaksanakan upacara tersebut.
“Ini merupakan suatu pencapaian yang luar biasa bagi Polda Papua, dimana pimpinan Polri masih memberikan perhatian yang begitu luar biasa untuk kita yang bertugas di ujung timur Indonesia,” tuturnya.
Fakhiri juga menekankan bahwa kenaikan pangkat luar biasa ini tidak hanya diberikan kepada anggota yang bertugas di lapangan, melainkan juga kepada anggota yang berperan sebagai staf, asalkan dapat berinovasi dan memberikan terobosan dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
“Saya yakin rekan-rekan mempunyai kemampuan lebih yang dapat dikembangkan. Silahkan diasah dan terus kembangkan kemampuan diri untuk menjadi personel Polri yang lebih baik lagi,” kata fakhiri.
Kapolda Papua berharap kenaikan pangkat tersebut akan menjadi motivasi bagi Aipda Laode Imran untuk terus meningkatkan kualitas pelayanannya kepada masyarakat.
Selain itu, Kapolda juga mengingatkan seluruh personel tentang tantangan besar dan resiko nyawa yang dihadapi dalam menjalankan tugas di Papua.(hsb).