BERITA UTAMAPAPUA

Gunakan Listrik PLN, Penggilingan Padi ‘Berkah Alhafids’ Tekan Biaya Operasional Hingga 46 Persen

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
14
×

Gunakan Listrik PLN, Penggilingan Padi ‘Berkah Alhafids’ Tekan Biaya Operasional Hingga 46 Persen

Share this article
ab2563dd fd48 447e b066 0baaf7df7bb8
Proses penggilingan padi 'Berkah Alhafids'

Merauke, fajarpapua.com- Pelaku usaha penggilingan ‘Berkah Alhafids’ di Tanah Miring, Kabupaten Merauke berhasil menekan biaya operasional hingga 46 persen setelah beralih menggunakan listrik milik PLN. Penggunaan mesin diesel dinilai merogoh biaya operasional cukup tinggi untuk bahan bakar minyak yang sulit didapatkan serta mahalnya perawatan mesin penggiligan setiap bulannya.

Arifin Fintoko, pemilik usaha ‘Berkah Alhafids’ yang berlokasi di Kampung Hidup Baru, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke ini mengawali usahanya pada tahun 2017 dengan menggunakan mesin diesel pada proses penggilingan. Namun sejak tahun 2021, Arifin secara bertahap mulai mengganti sebagian penggunaaan mesin diesel berbahan bakar minyak dengan mesin yang menggunakan listrik.

ads

“Sebelumnya saya menggunakan genset berbahan bakar solar karena mengalami kendala yaitu sulit mendapat suplai BBM. Saya berinisiatif untuk beralih ke listrik PLN agar operasional saya lancar,” ungkap Arifin, Rabu (27/12).

Dia menambahkan bahwa sejak sebagian operasional menggunakan energi listrik, banyak keuntungan yang didapatkan. Pada pertengahan tahun 2023, seluruh aktivitas Penggilingan Berkah Alhafids beralih menjadi mesin yang menggunakan listrik. Untuk mencukupi kebutuhan listriknya, dia melakukan penambahan daya yang semula hanya 16,5 kVA menjadi 82,5 kVA.

“Saat menggunakan mesin diesel tiap harinya butuh solar sekitar 100 liter yang harga perliternya mencapai Rp12.000,-. Biaya ini cukup besar dikeluarkan setiap harinya. Kalau sekarang kami hitung pemakaian listrik yang kurang lebih sepuluh kali operasional dalam satu bulan (karena tidak musim panen) kami hanya keluarkan biaya kurang lebih Rp5,5 juta dan itu sangat menghemat biaya operasional kami hingga 46 persen,” papar Arifin.

General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat, Budiono menjelaskan listrik PLN dapat menjadi sebuah solusi para pelaku usaha yang masih menggunakan bbm yang cukup sulit didistribusikan khususnya pada daerah-daerah di Papua. Proses migrasi yang dilakukan para petani dari alat produksi konvensional hingga menggunakan listrik ini perlu didukung terus sehingga dapat meningkatkan keuntungan.

PLN sepenuhnya mendukung seluruh aktivitas masyarakat dengan menjaga keandalan infrastruktur kelistrikan. Kami berharap para pelaku usaha kedepannya dapat semakin banyak beralih memanfaatkan listrik untuk memudahkan proses operasional,” ungkap Budiono.

Arifin dan Berkah Alhafids-nya merupakan salah satu contoh pelaku usaha yang sudah merasakan manfaat program electrifying agriculture. Hingga saat ini, penggilingan padi ‘Berkah Alhafids’ telah memiliki 7 pekerja dengan ratusan petani Merauke sebagai pemasok gabah ke penggilingan tersebut. Sementara hasil produksinya yang bisa mencapai 800 – 1000 ton di setiap enam bulannya (saat musim panen), telah didistribusikan ke banyak tempat, seperti Bulog Merauke dan beberapa kabupaten lainnya.(hsb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *