BERITA UTAMAPAPUA

OPM Umumkan Wilayah Papua Tengah Jadi Zona Perang, Sebby Sambom Klaim TNI-Polri Mobilisasi Pasukan

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
1102
×

OPM Umumkan Wilayah Papua Tengah Jadi Zona Perang, Sebby Sambom Klaim TNI-Polri Mobilisasi Pasukan

Share this article
IMG 20240417 WA0012
Nampak personil TNI-Polri berpose didepan baliho wajah-wajah anggota TPN-OPM yang masuk dalam DPO di Paniai, Papua Tengah.Foto: Istimewa

Timika, fajarpapua.com- Paska tewasnya Danramil 1703 Aradide Paniai, Letda Oktavianus Sogalrey situasi di wilayah Provinsi Papua Tengah memanas.

Hal ini setelah Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengumumkan wilayah Meepago, Paniai, Papua Tengah sebagai zona perang dengan TNI-Polri.

ads

Disadur fajarpapua.com dari herald.id, Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom dalam siaran pers, Rabu (17/4) mengatakan, pasca penembakan terhadap Letda Oktavianus Sogalrey itu, TNI-Polri melakukan pengerahan pasukan.

Menurut Sebby, pengerahan pasukan tersebut, dimaksudkan untuk melakukan serangan balasan terhadap OPM.

“Markas Pusat TPNPB-OPM telah menerima laporan langsung dari Brigadir Jenderal Matius Gobai, Panglima TPNPB-OPM Kodap XIII Paniai Kegepa Nipouda bahwa wilayah Paniai adalah wilayah perang dengan TNI dan Polri,” kata Sebby.

“Brigjen Matius Gobay menegaskan bahwa TPNPB-OPM XIII Paniai Kegepa Nipouda sudah menyiapkan diri untuk menjemput serangan balasan yang dilancakan oleh TNI dan Polri,” lanjut Sebby.

Untuk diketahui, pada Rabu (10/4/2024) pasukan TPNPB-OPM melakukan penyerangan terhadap Letda Oktovianus Sogolrey saat melintas di Jalan Trans Paniai-Intan Jaya.

Penembakan tersebut, diakui TPNPB-OPM sebelumnya sebagai bentuk balas dendam atas kematian Abubakar Kogoya, pemimpin OPM di Tembagapura, Intan Jaya dalam kontak tembak dengan satgas gabungan TNI pada Kamis (4/4) lalu.

Setelah penyerangan Rabu (10/4), pada Kamis (11/4), jenazah Letda Oktavianus Sogolrey dievakuasi ke RSUD Paniai di Madi, dan diteruskan ke Deiyai, untuk pemakaman di Nabire.

Sebby mengungkapkan pada Sabtu (13/4) usai pemakaman kemiliteran terhadap jenazah Letda Oktavianus Sogolrey, TNI dan Polri yang bertugas di wilayah lain, digeser penugasannya khusus ke wilayah Paniai.

“Mobilisasi pasukan gabungan militer Indonesia dari berbagai daerah itu untuk mengejar pimpinan dan pasukan TPNPB-OPM Kodap XIII Paniai Kegepa Nipouda,” jelas Sebby.

Dari pemantauan TPNPB-OPM di Nabire, masih pada Sabtu (13/4), dilaporkan pasukan gabungan militer Indonesia berada di titik kumpul di Hotel Jepara-2. “Berjumlah 13 truk militer TNI menuju Paniai dengan pengawalan ketat,” kata Sebby.

Pasukan gabungan militer TNI-Polri itu, dalam pengamatan TPNPB-OPM, kata Sebby disiagakan di dua wilayah adat Meepago, yakni di Kabupaten Deiyai, dan di Kabupaten Paniai. Dari pemantauan TPNPB-OPM, kata Sebby, militer gabungan TNI-Polri juga mengerahkan pasukan dengan penggunaan helikopter di Bandara Enarotali di Ibu Kota Paniai.

Pada Minggu(14/4), militer gabungan Indonesia, menurut Sebby sudah mulai melakukan peningkatan status keamanan di Paniai dengan melakukan berbagai aksi patroli dan sweeping di sejumlah kota penting wilayah Meepago. Yaitu dari mulai Nabire, Dogiayi, Deiyai, dan di Paniai.

“Pada hari yang sama juga militer Indonesia TNI dan Polri menggunakan seragam lengkap dengan senjata melakukan patroli jalan kaki mengelilingi semua sudut kota dan melakukan inspeksi kota-kota di wilayah Paniai, Deiyai dan Dogiay,” kata Sebby.

Sehari berikutnya, Senin (15/4) kata Sebby, menurut laporan kelompoknya, TNI-Polri sudah menerjunkan kendaraan lapis baja berupa barakuda yang didatangkan dari Timika, ke Distrik Toyaimoti Aradide di tempat terbunuhnya Letda Oktavianus Sogolrey.

“Dan menempatkan personel gabungan TNI-Polri dalam jumlah pasukan yang banyak ke wilayah tersebut,” kata Sebby.

Sementara di Nabire, di Dogiyai, Deiyai, dan Paniai, juga sudah terpasang spanduk-spanduk yang menginformasikan tentang daftar pencarian orang (DPO) yang dituduh sebagai OPM di wilayah Meepago.

Pada Selasa (16/4), pasukan gabungan TNI-Polri, kata Sebby mulai melakukan penyisiran awal melalui udara menggunakan helikopter untuk mengintai titik-titik yang bakal dijadikan target penyerangan.

“Dua buah helikopter diterbangkan dari Bandara Enarotali ke wilayah yang menjadi sasaran operasi di Paniai,” kata Sebby.

Dijelaskan Sebby, pada hari yang sama, laporan dari kelompoknya itu juga menyampaikan masyarakat biasa dari kalangan OAP, pun juga pendatang, sudah mulai keluar dari wilayah-wilayah yang diyakini sebagai target penyerangan TNI-Polri.

“Rakyat sipil pribumi Papua, maupun non-Papua yang ada di sekitar telah mengungsikan diri ke Enarotali, Masi, dan ke wilayah-wilayah aman lainnya yang berada di sekitaran (luar) Deiyai, Dogiyai, dan juga Nabire,” sambung Sebby.

Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Nugraha Gumilar sebelumnya menyebut aksi OPM yang menyerang dan menembak mati Letda Inf Oktovianus Sogalrey merupakan pelanggaran HAM berat.

Menurutnya, aksi OPM tersebut telah mencederai upaya untuk menciptakan perdamaian dan kedamaian, serta percepatan pembangunan di Papua. “Apa yang dilakukan OPM adalah pelanggaran HAM berat,” kata Nugraha dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat pekan lalu.

Saat ini TNI dan Polri sedang melakukan pengejaran terhadap pelaku OPM tersebut. (red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *