BERITA UTAMAEDITORIAL

Vaksin yang Didambakan

pngtree vector tick icon png image 1025736
12
×

Vaksin yang Didambakan

Share this article

Dari jumlah itu, 36.917 harus menjalani perawatan baik isolasi mandiri maupun di rumah sakit. Sebanyak 52.164 telah sembuh dan 4.576 meninggal dunia.

Data harian pertambahan jumlah pasien menunjukkan bahwa penyebaran virus ini belum bisa dikendalikan. Namun harus diakui bahwa lebih separuh pasien telah sembuh meski belum ada vaksinnya.

Penanganan medis yang dijalankan di Indonesia berhasil menyembuhkan lebih separuh warga yang terinfeksi. Harapannya tingkat kesembuhannya bisa lebih tinggi lagi, bahkan 100 persen jika nanti sudah ada vaksinnya.

Memacu Riset
Di tengah kebutuhan vaksin COVID-19, ilmuwan kesehatan di berbagai negara memacu penelitian atau riset untuk menemukan vaksin yang cocok dan teruji secara klinis. Mereka berkolaborasi dengan pemerintah, peguruan tinggi dan perusahaan farmasi.

Bagaimana dengan Indonesia? Ilmuwan kesehatan dan kalangan perguruan tinggi di Indonesia pun memacu riset untuk menemukan vaksin. Setidaknya langkah ke arah penemuan komposisi kandungan vaksin telah sampai pada tahap “menjanjikan” dan dinilai prospektif.

Informasi itupun telah disampaikan kepada pemerintah dan publik. Sambutan positif dan apresiasi sekaligus pengharapan pun banyak diungkapkan sebagai kabar baik dan membanggakan karena ilmuwan dalam negeri berperan dalam menemukan vaksin untuk mengatasi wabah ini.

Tetapi entah bagaimana perkembangan selanjutnya karena penemuan dalam dunia kesehatan harus dilanjutkan dengan pengujian secara klinis. Pengujian ini sebagai tahap terpenting untuk mengetahui efeknya sebelum diproduksi sebagai barang untuk publik.

Bahkan uji klinis harus dilakukan beberapa kali atau beberapa tahap. Beberapa negara bersama ilmuwan kesehatan dan perusahaan farmasinya ada yang mulai masuk tahap satu, ada yang selesai tahap satu dan segera masuk tahap kedua.

Ada pula yang sudah melawati tahap dua dan sedang memasuki tahap tiga. Setiap tahap membutuhkan waktu cukup lama, bahkan berbulan-bulan.

Badan PBB untuk Kesehatan (WHO) beberapa bulan lalu memprediksi bahwa vaksin virus corona baru tersedia setidaknya 18 bulan sejak pandemi ini. Namun beberapa negara yang berkolaborasi dengan ilmuwan kesehatan dari perguruan tinggi dan perusahaan farmasi kemudian mempercepat riset.

Tahap Tiga
Percepatan riset itu tampaknya didasarkan pertimbangan bahwa penyebaran virus corona tipe baru ini sangat cepat dengan korban terus bertambah setiap hari. Itulah sebabnya beberapa calon atau kandidat vaksin kini telah memasuki uji klinis tahap tiga.

Sebut saja Sinovac dari China yang sedang menguji klinis kandidat vaksin tahap tiga. Langkah tersebut dinilai paling cepat dibanding negara lainnya yang sedang membuat vaksin.

Bahkan sebanyak 2.400 sampel kandidat vaksin COVID-19 dari Sinovac sudah tiba
di Indonesia pada Ahad (19/7). Sinovac menggandeng Bio Farma dan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung menguji klinis tahap tiga sampel kandidat vaksin itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *