Kementerian BUMN mengungkapkan kandidat sampel vaksin COVID-19 dari Sinovac China telah masuk ke Indonesia dan segera diuji klinis.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga berharap setelah melalui uji klinis, vaksin tersebut nantinya bisa diproduksi juga di indonesia. “Tapi kita tidak hanya asal negara, beberapa negara memang mengajak kita bekerjasama,” katanya.
Bio Farma di kalangan internasional dan dunia vaksin memang terkenal. BUMN farmasi ini dianggap sangat mampu melakukan pembuatan serta uji klinis sehingga jangan heran kalau Bio Farma memang dipercaya oleh beberapa negara untuk diikutsertakan dalam uji klinis.
Apalagi virus yang ada di Indonesia merupakan virus yang bisa saja berbeda dengan yang ada di China. Itu yang Bio Farma menjalankan tes genis terlebih dahulu, apakah vaksin ini memang cocok dan bisa mematikan virus corona yang ada di Indonesia.
Dia mendapatkan informasi bahwa vaksin Sinovac agak berbeda dengan vaksin yang lain. “Agak bisa untuk beberapa jenis virus corona yang berkembang,” kata Arya.
Tahun Depan
Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir dalam siaran persnya mengatakan uji klinis vaksin COVID-19b dijadwalkan berlangsung selama enam bulan. Dimulai Agustus 2020 dan ditargetkan selesai pada Januari 2021.
Apabila uji klinis vaksin COVID-19 tahap 3 lancar, maka Bio Farma akan memproduksinya pada kuartal pertama tahun 2021. Bio Farma sudah mempersiapkan fasilitas produksi dengan kapasitas maksimal di 250 juta dosis.
Mengapa Sinovac? Honesti mengungkap alasan pemilihan Sinovac sebagai mitra karena platform vaksin/metode pembuatan vaksin yang digunakan oleh Sinovac sama dengan kompetensi yang dimiliki oleh Bio Farma saat ini.
Dengan metode inaktivasi tersebut, Bio Farma sudah memiliki pengalaman dalam pembuatan vaksin seperti vaksin Pertusis.
Sampel kandidat vaksin inipun masih memerlukan beberapa tahapan lagi sebelum dilakukan uji klinis pada Agustus 2020. Tahap yang masih harus dilewati antara lain pengujian di Laboratorium Bio Farma dan beberapa perizinan lainnya.
Uji klinis kandidat vaksin COVID-19 akan dilaksanakan di Pusat Uji Klinis Fakultas Kedokteran (FK) Unpad. Uji klinis dilakukan di 1.620 subjek (orang) dengan rentang usia antara 18 hingga 59 tahun berikut kriteria-kriteria tertentu.
Sedangkan sisa dari kandidat vaksin tersebut akan digunakan untuk uji lab di beberapa laboratorium. Antara lain di Bio Farma dan Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN).
Dalam uji klinis vaksin COVID-19, Bio Farma berperan sebagai sponsor, berkolaborasi dengan berbagai pihak. Antara lain dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI sebagai “medical advisor” dan pelaksanaan uji titer antibodi netralisasi.
Selain dengan Balitbangkes, Bio Farma juga bekerjasama dengan BPOM RI sebagai regulator. Tentu saja dengan FK Unpad sebagai institusi yang sudah berpengalaman dalam pelaksanaan uji klinis vaksin di Indonesia.
Pengembangan vaksin COVID-19 ini merupakan satu dari lima skenario Bio Farma dalam menangani penyebaran virus SARS COV2 penyebab COVID-19. Skenario lainnya, yakni memproduksi Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), Terapi Plasma Konvalesen, Mobile Laboratorium BSL 3 dan Pembuatan Viral Transport Media (VTM).
Bagaimana kira-kira hasilnya? Publik sedang menanti kesimpulan akhir dari seluruh tahap uji klinis tersebut.(ant)