Jayapura, fajarpapua.com
Bentrokan terjadi di Jayapura. Warga kampung Nafri dan Enggros, Kamis (10/9/2020) saling serang menggunakan senjata tajam dan panah.
Diduga saling serang itu dilatarbelakangi masalah tanah adat yang di klaim masing-masing kampung.
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengungkapkan dalam insiden saling serang antar kampung yang terjadi di Jalan Poros Holtekamp, tujuh orang warga menjadi korban, dimana tiga orang kini telah mendapatkan perawatan medis, bahkan dua mobil mengalami rusak parah.
“Kejadian terjadi siang hari sekitar pukul 14.00 WIT yang mana dipicu masalah patok tanah yang dicabut. Sebelum sailing serang menggunakan senjata tajam, terlebih dahulu terjadi saling pukul,” tutur Kapolda ketika diwawancarai, Kamis malam.
Dampak dari kejadian itu, akses jalan dari Kota Jayapura tujuan Distrik Muaratami, bahkan sebaliknya tidak dapat dilintasi kendaraan.
Ia pun menjelaskan, sepanjang jalan Jembatan hingga Holtekamp masih ada persoalan tanah adat yang masih belum terselesaikan. Bahkan kedepannya kasus ini akan diselesaikan secara adat dengan beberapa tokoh masyarakat yang ada.
“kasus ini agak spesifik karena beberapa kampung saling mengklaim beberapa suku yang bermukim di kawasan ini,” tuturnya.
Kasus ini sendiri menurut Kapolda akan diselesaikan secapatnya, dimana pihaknya akan berkoordinasi dengan parah pemangku kepentingan adat yang ada di Kota Jayapura.
Hingga malam ini situasi pasca saling serang antara dua kelompok sudah mulai kondusif, bahkan akses lalulintas yang sebelumnya dipalang sudah dapat dilwati kendaraan baik dari arah Kota Jayapura maupun Koya Distrik Muaratami.
Aparat keamanan dari TNI Polri pun masih disiagakan guna mengantisipasi aksi saling serang susulan, menginga kepala suku dari kampung Nafri menjadi korban dalam insiden saling serang tersebut.(eji)