Jakarta, Fajarpapua.com – Pengembangan rumah tenaga surya menjadi program dari Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi ( Kemendes PDTT ) untuk wilayah Indonesia Bagian Timur terus dilakukan.
Program ini terungkap kepada Publik setelah adanya audiensi yang dilakukan oleh perusahaan multinasional yang berpusat di Perancis, Shcneider Electric ke gedung Kemendes PDTT.
“Iya, betul. Mereka (Shcneider Electric) memang melakukan audiensi terkait Solar home system ( rumah bertenaga surya ) di Indonesia Timur.” Dikutip dari pernyataan Wakil Menteri Desa Budi Arie Setiadi.
Budi menyampaikan juga bahwa apa yang disampaikan oleh Shcneider ini tinggal dirapikan serta disesuaikan perihal bentuk atau sistem yang akan diterapkan sesuai dengan kondisi dilapangan.
Indonesia bagian Timur menurut Budi memang memerlukan solusi yang tepat untuk menjangkau area atau wilayah yang belum terjangkau jaringan listrik. Untuk itulah maka program rumah tenaga surya menjadi solusi dari pemecahan permasalahan tersebut.
Wilayah Indonesia Timur bagian pelosok sangat sulit dijangkau oleh jaringan listrik konvensional yang masih menggunakan jaringan kabel bertegangan tinggi. Hal ini dialami terutama wilayah yang berupa Kepulauan-kepulauan maupun yang berada di daerah pegunungan yang perlu pembangunan akses nya terlebih dahulu.
sebelumnya pihak PLN memang tengah mengkaji dan mempelajari potensi penggunaan listrik di wilayah Timika dengan memanfaatkan tenaga angin. dengan adanya dua alternatif ini yaitu tenaga surya dan angin maka akan lebih mempercepat masuknya listrik ke beberapa wilayah seperti di Timika
Dengan adanya rumah tenaga surya menjadi program dari Kemendes ini tentunya listrik tidak lagi dialiri menggunakan kabel dan pembangunannya pun lebih mudah karena cukup melakukan instalasi di setiap rumah atau sebuah sistem solar panel untuk menjangkau 2-4 rumah di sekitarnya.
Masyarakat pemukiman di daerah Timur khususnya yang berada di Kepulauan atau di daerah pegunungan letaknya berjauhan antara 1 rumah dengan rumah yang lain, termasuk antar perkampungan jaraknya sangat berjauhan.
Menurut Presiden Direktur Shcneider Electric, Xavier Genoulli, proses distribusi yang dilakukan melalui Solar Home System ( Rumah Bertenaga Surya ) akan lebih efektif dan jauh lebih efisien sehingga akan lebih memudahkan pemerataannya.
Di samping itu dengan adanya teknologi yang sudah dimiliki oleh pihak Shcneider Electric maka sudah tidak perlu lagi dilakukan uji coba serangkaian perangkat yang sesuai dan terlebih lagi pihak Shcneider Electric juga sudah mengembangkan perangkat pendukungnya untuk memantau dan mengendalikan secara remote atau jarak jauh.
“setiap orang akan bisa menerima dan memanfaatkan listrik yang diperoleh dari tenaga surya, di samping itu teknologi ini juga lebih terjangkau dan aman.” sambung Xavier.
Antara Shcneider dan Kemedes PDTT telah melakukan kesepakatan terkait Rumah Tenaga Surya Menjadi Program kemendes di Indonesia Timur dan akan diprioritaskan kepada desa-desa atau pemukiman yang belum terjangkau jaringan listrik.
Listrik So Dëkat kakak……