Jayapura,fajarpapua.com – Meski dikabarkan dalam kondisi terdesak serta kekurangan logistik, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua terus melakukan teror baik kepada aparat keamanan maupun warga sipil.
Bahkan pada Kamis dan Jumat (8-9/4) lalu, KKB Papua kembali berulah dengan menembak mati dua guru di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak.
Pertanyaannya, mengapa KKB Papua masih bisa bertahan dan terus menimbulkan korban meski kondisinya terjepit? Ternyata hal ini tidak terlepas dari banyaknya sumber dana yang menyokongan aksi organisasi sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM) ini.
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri, mengakui selama ini ada dugaan keterlibatan oknum pejabat di pemerintahan sebagai sumber pendanaan KKB Papua.
Selain itu juga ada dugaan, KKB Papua juga mencari dana untuk membiayai kegiatan terornya dengan cara merampas dana desa.
“Awalnya kami menduga dana KKB berasal dari oknum pejabat pemerintah hingga perampasan dana desa,” ujar Irjen Fakhiri.
Namun pada akhirnya lanjut Irjen Fakhiri, pihaknya dapat memastikan sumber dana utama KKB Papuauntuk bisa mendapatkan senjata api dan amunisi berasal dari kawasan penambangan emas ilegal yang ada di beberapa kabupaten di Papua.
“Tempat pendulangan (emas) itu berkontribusi besar untuk pembelian senjata api dan amunisi bagi KKB Papua,” ujarnya di Jayapura.
Menurutnya, jauhnya lokasi penambangan ilegal membuat pengawasan dari aparat keamanan sangat minim. Hal tersebut yang kemudian dimanfaatkan KKB Papua untuk memperoleh dana.
“Wilayah pendulangan biasanya jauh dari pengawasan aparat. Ada anggota KKB yang datang untuk mengambil upeti, ada juga yang mereka ikut dulang,” ujarnya.