LIFESTYLEMIMIKApinpost

Terus Kembangkan Lahan Perkebunan Hidroponik, Rencana Pekerjakan 200 Karyawan Lintas Suku

pngtree vector tick icon png image 1025736
6
×

Terus Kembangkan Lahan Perkebunan Hidroponik, Rencana Pekerjakan 200 Karyawan Lintas Suku

Share this article
Octovianus Magai
Para karyawan sedang bekerja di perkebunan hidroponik Oktovianus Magai.

Advetorial – Bagian 2 (habis)

OKTOVIANUS Magai atau yang akrab disapa Okto Magai, pegawai PT Freeport Indonesia yang sukses meretas usaha perkebunan hidroponik kini sedang mengembangkan areal lahan tanam. Ia menargetkan pekerja mencapai 200 orang yang berusia 40 sampai 50 tahun.

ads

Yang menarik, tidak hanya karyawan asli Papua, Okto juga merekrut karyawan non Papua dari berbagai suku di Indonesia.

Tonton videonya !!!

https://youtu.be/RSHkuqqqQFg

“Contoh pak Dewo dari Banyuwangi, beliau jago pembibitan, umurnya sudah 50 tahun. Pekerja kami dari semua suku, ada Ambon, Timur, Biak, Jawa, dan Papua,” ungkapnya.

Herman, selaku Supervisor PT Namul Jaya Semesta mengatakan perkebunan hidroponik milik Oktovianus Magai menjadi solusi bagi warga usia lanjut yang ingin mendapat penghasilan tambahan.

“Kalau pertanian biasa mungkin susah tapi hidroponik ini bagus untuk orang tua,” ujarnya.

Dikatakan, satu siklus tanam 30 hari, quota panenan setiap bulan bisa mencapai 4 ton.

Selada hasil perkebunan itu bisa dimakan mentah sebab tidak mengandung pupuk organik.

“Kalau kami pemasaran ke Freeport. Sedangkan kelompok binaan mereka jual ke supermarket, KFC, Gelael, sebagian ke PT Namul Jaya Semesta,” paparnya.

“Untuk pembibitan kami beli di toko pupuk Timika, termasuk spon beli di salah satu toko di Irigasi. Kami belum datangkan karena masih step by step,” tambah Herman.

Godlif Sabarofe yang juga perintis mengakui mereka kewalahan plastik, sebab harus pesan dari luar dan sebulan baru tiba.

“Biaya sekali beli plastik bisa sampai Rp 30 juta. Kalau hujan lebat sekali plastik bisa robek dan harus ganti,” tuturnya.

Namun demikian dia mengaku tetap akan membesarkan perkebunan tersebut.

“Kami punya tanggungjawab moril untuk generasi Papua. Makanya kalau ada anak Papua datang mau belajar, silahkan,” tukasnya.(fajarpapua)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *