Situasi kemudian berangsur kondusif. Ratusan massa meninggalkan rumah duka Wakil Gubernur Klemen Tinal pada dini hari sekitar pukul 04.00 WIT.
Sementara itu, Juru Bicara Gubernur Papua Muhammad Rifai Darus memastikan, tidak ada motif kekerasan dan penyerangan massa yang terjadi di rumah duka Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, Sabtu malam itu.
Rifai menjelaskan kedatangan massa dengan aksi pelemparan batu di rumah duka tersebut diklaim merupakan bagian dari adat suku keluarga Klemen Tinal. Adat serupa menurutnya lumrah terjadi di tanah Papua.
“Tidak ada kekerasan dan penyerangan semalam. Semua merupakan bagian daripada kebiasaan dan tradisi yang terjadi, termasuk suku Pak Wagub itu,” jelas Rifai sebagaimana dikutip dari sebuah sumber online, Minggu (23/5).
Rifai menyebut pelemparan batu sembari keluarga menari merupakan salah satu tradisi yang dianut masyarakat Papua kala menghadiri prosesi kematian warga. Sekali lagi, Rifai menjamin tidak ada motif penyerangan dalam prosesi semalam.