BERITA UTAMAMIMIKA

Kartel Ikut Bermain, Produksi Telur di Mimika Melimpah, Peternak Kecil Menjerit

cropped cnthijau.png
6
×

Kartel Ikut Bermain, Produksi Telur di Mimika Melimpah, Peternak Kecil Menjerit

Share this article
Telur ayam
Telur ayam

Timika, fajarpapua.com – Aroma kartel dan monopoli terendus pada bisnis peternakan ayam petelur di Kabupaten Mimika dalam 2 tahun terakhir ini.

Bahkan ada dugaan praktik kartel itu terjadi mulai dari penjualan bibit anak ayam atau Day Old Chicken (DOC), pakan hingga pemasaran produksi telur.

Akibatnya para peternak mandiri yang pada umumnya adalah peternak kecil dengan populasi antara 1.000 hingga 3.000 ayam petelur menjerit karena mulai kesulitan bersaing.

Salahsatu peternak di Distrik Iwaka yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, kesulitan yang dialami oleh peternak sangat terasa dalam 2 atau 3 tahun terakhir.

Menurutnya, dalam kurun waktu tersebut pendirian kandang baru tidak terkontrol dan terkesan tidak ada pengawasan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Mimika.

Ironisnya lagi sejumlah pejabat baik dilingkungan pemerintahan maupun kepolisian dan militer turut meramaikan bisnis peternakan.

Banyaknya orang berpangkat dan pejabat inilah yang disinyalir menjadikan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Mimika tidak mampu mengawasi pendirian kandang baru sehingga mengakibatkan populasi ayam petelur di Mimika meningkat pesat.

Selain itu kebanyakan peternak baru ini juga tidak mengindahkan Himpunan Peternak Unggas Mimika (HIPUKAMI) yang sejak awal menjadi wadah bagi peternak di daerah ini.

“Saat ini adalah masa paling sulit yang dihadapi oleh kami para peternak mandiri yang didominasi peternak kecil. Kami kesulitan mendapatkan DOC, harga pakan naik sementara harga jual menurun,” jelasnya.

Lelaki kurus ini mengungkapkan, akibat banyaknya kandang baru saat ini produksi telur sangat melimpah dan bahkan over kapasitas sehingga tidak terserap pasar.

Kondisi ini lanjutnya diperparah dengan banyaknya peternak yang saat ini tidak menjaga komitmen terutama terkait harga jual di kandang.

“Karena produksi telur berlebihan sehingga terjadi kepanikan pada tingkat peternak, sehingga kita menjual dengan harga yang tidak sesuai dengan kesepakatan di HIPUKAMI,” ujarnya.

Telur Overproduksi

Sementara itu Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Kabupaten Mimika mengakui saat ini terjadi overproduksi telur.

Kepala Disnak Keswan Kabupaten Mimika, Yosefin Sampelino menjelaskan, saat ini produksi telur yang ada mencapai hingga 11,2 Ton per hari.

Jumlah produksi ini jauh diatas kebutuhan kosumsi warga Kabupaten Mimika yang hanya mencapai 7 ton perharinya.

Dengan kondisi demikian lanjutnya, saat ini produksi harian komoditas telur di Kabupaten Mimika surplus lebih dari 4 ton perhari.

“Stok telur sangat melimpah. Selama ini sebenarnya tidak ada kesulitan dalam pemasaran seandainya tidak terjadi konflik disejumlah daerah terutama di wilayah pegunungan,” ujarnya. (mas/feb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *