BERITA UTAMAMIMIKA

Menyedihkan ! Siswa Kelas IV SD di Kota Timika Belum Tahu Baca Tulis

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
14
×

Menyedihkan ! Siswa Kelas IV SD di Kota Timika Belum Tahu Baca Tulis

Share this article
Suasana SD Inpres Koperapoka II
Suasana SD Inpres Koperapoka II

Timika, fajarpapua.com – Bukan hanya murid SD di pesisir Mimika yang banyak belum tahu membaca, ternyata ada siswa SD di Kota Timika yang mengalami hal serupa.

Seperti yang terjadi di SD Inpres Koperapoka II. Sejak diterpa pandemi Covid-19, sekolah itu menerapkan metode pembelajaran dalam jaringan (daring) atau pembelajaran jarak jauh. Akibatnya, ada murid kelas IV SD yang belum tahu baca tulis.

ads

Menjawab fajarpapua.com terkait realitas tersebut, Kepala Sekolah Dasar Inpres Koperapoka II Eveline Yohana Nawunop membenarkan sejak terjadi pandemi pihaknya menutup Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) diganti dengan pembelajaran jarak jauh (online) selama dua tahun.

Dikatakan, murid yang tidak lancar maupun belum bisa membaca kebanyakan karena orang tua yang membawa anak tersebut pulang kampung halaman serta tidak mengikuti pembelajaran online.

“Sehingga ada yang tidak tahu membaca, tidak banyak tapi ada di kelas IV, dan yang kami tekan disini kelas besar, karena banyak orang tua membawa keluar daerah. Kalau dia ada dan selalu dibimbing orang tua pasti semua tahu membaca,” ujar Eveline, Sabtu (12/2).

Lanjut dia, saat orang tua pergi membawa anaknya, tidak ada kabar sehingga sulit bagi pihak sekolah mengontrol.

Sayangnya, setelah kembali ke Timika dan anak tersebut dites tidak kenal huruf, akibtnya untuk membacapun sulit.

“Saat kembali dari kampung dan kami tes ternyata sudah tidak bisa, sudah hilang, tidak tahu membaca. Berbeda kalau orang tua membimbing, pasti anaknya saat kita tes bisa, dan yang tidak dibimbing ini saat kami tes dia sudah lupa huruf, tidak tahu membaca,” katanya.

Meski tutup dua tahun, namun aktivitas belajar masih tetap berjalan melalui android masing-masing yang sudah dibentuk Grub Whatsapp.

“Sekolah tetap online, namun orang tua tidak bisa dihubungi, nomornya diluar jangkauan, kami telepon tidak tersambung,” ungkapnya.

Untuk dapat mengembalikan anak seperti sedia kala dengan pelajaran-pelajaran yang telah diberikan, 35 guru sekolah itu membuat pembelajaran khusus bagi siswa.

“Sehingga anak tersebut bisa kembali mengenal huruf, jadi kami tidak satukan dengan anak-anak lain, kami berikan pelajaran khusus supaya bisa sama seperti anak-anak lain,” tambahnya.

Kalau sekolah dasar di wilayah kota saja banyak ditemukan anak seperti itu, lantas bagaimana dengan yang di pesisir dan pedalaman?

Beberapa hari lalu Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob mengatakan, dari beberapa kali kunjungan ke pesisir ditemukan fakta kebanyakan sekolah di daerah pesisir dan pedalaman kekurangan tenaga pengajar.

Untuk Kabupaten Mimika sendiri masih kekurangan guru untuk mengajar di 111 sekolah yayasan dan 76 sekolah negeri. Bahkan, ada sekolah di pedalaman yang mempunyai lebih dari 200 murid akan tetapi hanya diajari tiga orang guru.

“Akibatnya kualitas pendidikan di pedalaman dan pesisir jauh tertinggal, sehingga sangat lumrah kita banyak menemukan siswa sekolah dasar yang tidak bisa membaca,” ungkapnya.

Untuk itu pihaknya berharap pada tahun 2022 pemerintah lebih mengedepankan dan fokus pada dunia pendidikan, karena pendidikan merupakan hal utama untuk meningkatkan SDM warga Mimika. (feb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *