Timika, fajarpapua.com – Mewaspadai kemunculan obesitas pada anak ialah salah satu fokus yang menjadi perhatian selama pandemi Covid-19 ini. Adanya peningkatan risiko anak obesitas dengan adanya sekolah dari rumah dan terbatasnya kegiatan anak ini sering kali tidak disadari orangtua.
Obesitas dapat terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara asupan energi dan keluaran energi. Terjadinya kelebihan energi akan disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Pada akhirnya timbunan lemak ini akan memicu adanya obesitas. Berikut beberapa tanda obesitas pada anak yang dapat diwaspadai :
Waspadai Gejala Obesitas pada Anak dengan Tanda Berikut
Menurut pernyataan dr. Winra Pratitia dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak yang obesitas memiliki beberapa gejala yang bisa terlihat. Mulai dari wajah yang membulat, pipi yang mulai tembem, dagu rangkap, leher yang tampak pendek, serta tanda acanthosis nigricans atau bercak kehitaman di belakang leher.
Dari kondisi tubuh, pada dada akan terlihat membusung, payudara membesar dan napas berbunyi. Pada perut akan terlihat kondisi membuncit, kondisi perut yang berlipat-lipat. Selain itu anak yang seharusnya aktif mendadak memiliki gerakan panggul terbatas.
Kemudian di bagian paru-paru, anak dengan gejala obesitas awal kemungkinan bisa mengalami asma pada saat tidur. Asmad merupakan gangguan tidur yang dapat menyebabkan pernapasan menajdi tersendat dan membuat napas seseorang berhenti sementara.
Di bagian jantung, kemungkinan dapat memicu adanya kelainan jantung, kadar kolesterol yang tinggi, serta peningkatan tekanan darah. Pada bagian hati, terjadi perlemakan, dan pada perut anak dapat mengalami gerd karena asam lambung yang tidak stabil.
Sebaiknya tidak langsung melakukan self-diagnose hanya dari melihat gejala fisik. Anda dapat melakukan pemeriksaan lenjutan melalui pemeriksaan antropometri mencakup berat badan, panjang badan atau tinggi badan, serta pengukuran indeks massa tubuh.
Obesitas pada anak sangat perlu diwaspadai karena anak masih berada pada rentang umur pertumbuhan yang bisa memicu adanya komplikasi lain mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Untuk mencegah terjadinya obesitas pada anak ini, orang tua sebaiknya memastikan asupan makanan yang tersedia sudah memenuhi kriteria sehat dan berserat.
Bukan selalu mengurangi porsi makan, makanan selingan pun boleh diberikan sebanyak 2 kali dan hanya membolehkan konsumsi air putih.
Dalam hal perilaku dan kebiasaan, batasi anak dalam konsumsi makanan berkalori tinggi sebagai cemilan. Buat anak tetap aktif secara fisik seperti bermain di luar rumah. Kurangi jam penggunaan gadget dan menonton tayangan TV.