Timika, fajarpapua.com – Bermitra dengan Yayasan Pengembangan Masyarakat Adat Amungme dan Kamoro (YPMAK) Kabupaten Mimika, Yayasan Pendidikan Kamoro Yuamako (YPKY) hanya konsentrasi di bidang pendidikan formal kepada generasi putra – putri Kamoro dari 5 (lima) Kampung yakni Tipuka, Nawaripi, Nayaro, Koperapoka dan Ayuka atau yang dikenal dengan sebutan daerah 5 (lima) Daskam.
Hal itu dikatakan Sekretaris YPKY Rafael Taorakeyau, S.AP kepada fajarpapua.com, Senin, (21/3).
“Bermitra bersama YPMAK kami yayasan siap membiayai, membina adik-adik kami lima daskam dari SD sampai dengan perguruan tinggi di tingkat doktor atau S3,” tegas Rafael yang saat ini masih konsen program strata dua itu.
Rafael menjelaskan, kaitannya dengan pendidikan, sebelumnya untuk lima kampung masih tergabung dalam yayasan YUAMAKO Timika. Namun karena sepanjang tahun berjalan, ada beberapa pertimbangan internal organisasi yang mengharuskan agar pendidikan harus diurus sendiri melalui salah satu yayasan.
Sementara untuk bidang lainnya seperti ekonomi kerakyatan dan lain sebagainya tetap bergabung dibwah Yayasan YUAMKO Timika.
“Kita melihat agar pendidikan ini dia pisah. Untuk menyelamatkan anak-anak kita di lima kampung,” ujar Rafael yang juga menjabat sebagai sekretaris Jendral Aliansi Pemuda Kamoro (APK).
Faktor-faktor diatas, imbuh dia, dimata dewan Pembina dan penasehat yang juga putra/terbaik lima Daskam mencetuskan lahirlah yayasan ini.
Dengan demikian, diharapkan agar fokus pendidikan bisa menciptakan generasi-generasi dari lima kampung berhasil guna dan berdaya guna. Yang mana, tambah Rafael, keputusan serta solusi itu tidak untuk memisahkan diri dari kemitraan dibawah YPMAK akan tetapi untuk menaruh perhatian lebih di bidang Pendidikan kepada generasi lima Daskam di Bidang Pendidikan Formal.
Sehingga, walaupun terpisah dari suku Kamoro dan program yang ada, akan tetapi YPKY tetap menjadi bagian dalam kemitraan YPMAK.
“Puji Tuhan, sudah dua tahun berjalan ini pembinaan peserta didik masih berjalan baik di semua jenjang pendidikan, serta memperlihatkan progress yang cukup baik,” tandasnya.
Dikatakan, sepanjang dua tahun berjalan, YPKY konsen pada Bidang Pendidikan dengan beberapa program diantaranya seperti penyediaan biaya hidup, penyediaan biaya study, penyediaan sarana berupa seragam sekolah, tas, sepatu dan lain sebagainya di semua jenjang pendidikan. Selain itu, program lainnya yang mengarah kepada pembinaan karakter serta rohani.
Terkait beberapa kendala dalam pembinaan mengingat system pendidikan yang terus mengalami perubahan akibat dampaknya Covid-19 itu, Rafael menjelaskan jika tidak sedikit tantangan dan hambatan yang dihadapi. Walau demikian, Yayasan yang diketuai oleh Yohanes Mamiri itu juga ikut berinovasi sejalan tantangan dan perubahan – perubahan yang dikeluarkan Kementrian Pendidikan.
Walau demikian, saat ini konsen YPKY masih terus membina sebanyak 350 anak Tingkat SD, SLTP sebanyak 96 anak didik, SLTA/SMK 69 peserta didik serta untuk perguruan tinggi dengan kategori S1,S2 sampai dengan doktor sebanyak 20 mahasiswa.
“Sebagai contoh saat adanya pembatasan aktivitas belajar mengajar, maka pihak yayasan pun ikut berubah baik saat anak-anak di sekolah maupun dalam pembinaan diluar sekolah dari yayasan,” Rafael mencontohkan.
Kendala lainya yang sering dijumpai, ialah lemahnya peran orang tua dalam mengantarkan anak ke sekolah. Orang tua lebih sering mengikut sertakan anak-anak saat keluar rumah, terutama jika ingin pergi mencari atau kesibukan lainnya.
Walau demikian, yayasan terus membina, mengajak serta menuntun anak-anak lima daskam ini di setiap jenjang pendidikan. Tentunya, setiap sentuhan program dari yayasan, berbeda pula untuk setiap jenjang pendidikan yang sementara dijalani oleh generasi lima Daskam dibawah naungan YPKY.
Selain itu, upaya lain yang dianggap perlu sebagai fungsi kontrol dan koordinasi antara yayasan ke masyarakat dan sebaliknya ialah dengan membentuk anggota Koordinator Wilayah (Korwil) pada setiap kampung. Pastinya, kata Rafael, tidak lain ialah untuk menjalin komunikasi, menimbulkan kesadaran dan tanggung jawab dari masing-masing korwil serta peran orang tua kepada anak –anak usia sekolah. Saat ini, sudah terbentuk dua korwil untuk tiga kampung. Sementara tiga kampungnya akan dibentuk lagi.
“Untuk Korwil dua Kampung, Tipuka – Ayuka digabung menjadi satu korwil. Itu ada Bapak Frans Mitapo dan Korwil Kampung Nawaripi itu ada Bapak Jhon Maurumako,” tandasnya.
Sementara untuk kampung lainnya, akan segera ditentukan demi memudahkan koordinasi serta jangkauan pelayanan.
Dirinya berharap agar setiap korwil dapat membantu pihak yayasan bekerja semaksimal mungkin sehingga membantu yayasan dalam mencetak generasi Kamoro – Mimika asal Lima Kampung untuk mengenyam pendidikan yang layak. Karena, dimatanya, pendidikan sebagai corong keluar untuk membuka, menata kehidupan yang lebih baik agar mampu bersaing membangun Mimika. (eddy).