BERITA UTAMAPAPUA

Pemda Diminta Hati-hati, Tingkat Inflasi Kian Mengkhawatirkan, Papua Urutan ke-6 di Indonesia

cropped cnthijau.png
5
×

Pemda Diminta Hati-hati, Tingkat Inflasi Kian Mengkhawatirkan, Papua Urutan ke-6 di Indonesia

Share this article
6b760eed 3d87 4df2 b2b3 67b760eb0568
Muhammad Musa’ad

Jayapura, fajarpapua.com– Asisten II Bidang Perekonomian dan Kesra Sekda Provinsi Papua, Muhammad Musa’ad menyatakan tingkat inflasi Provinsi Papua saat ini berada pada urutan ke 6 di Indonesia.

Untuk inflasi di Papua pada bulan September 2022, kata Musaad, ada diangka 7,72 persen, sehingga pemerintah daerah (Pemda) harus mengambil langkah-langkah dalam mengantisipasinya.

Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya
Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya

“Inflasi Papua berada di urutan ke 6 tertinggi dari 34 provinsi Indonesia. Ini harus kita kendalikan dengan langkah-langkah antisipasi bahwa inflasi di Papua harus bisa dikendalikan,” ujar Muhammad Musa’ad kepada wartawan usai melakukan pertemuan dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah Papua di Kantor Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Papua, Selasa (4/10).

Musaad mengatakan, tingginya inflasi di Papua disebabkan oleh beberapa sektor yakni kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), transportasi udara dan kenaikan harga bawang merah, minyak goreng, cabai, beras hingga elpiji.

“Ada 10 sektor komunitas bahan pokok yang menyebabkan peningkatan inflasi Papua seperti bawang merah, beras dan lainnya,” kata dia.

Dia menjelaskan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Papua telah sepakat untuk meningkat dan memastikan 4 hal utama dapat berjalan dengan baik yakni stok ada,  pasokan terjamin dan distribusi lancar serta bisa mengendalikan harga-harga.

Selain itu, tim TPID telah berkoordinasi dengan KSP pelabuhan untuk memastikan kelancaran kapal masuk yang membawa bahan pangan hingga kelancaran tol laut dengan tujuan harga komoditas dapat  dikendalikan. 

“Kita harus memastikan bahwa harga itu bisa dikendalikan. Jadi harga eceran tertinggi kita yang telah ditetapkan harus dipatuhi dan distribusi harus lancar maupun komunikasi pada masyarakat berjalan baik,” tambahnya.

Sementara itu Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua, Juli Budi Winantya menyampaikan pada bulan September lalu ada terjadi penurunan harga komoditas penyebab inflasi. Termasuk angkutan udara yang telah mengikuti arahan presiden dengan menurunkan tarifnya.

“Kalau kita lihat ada pergerakan komunitas penyebab utama inflasi yang harganya sudah menurun seperti terif angkutan udara mulai menurun, begitu juga harga bahan pangan sudah menurun,”ujarnya.

Juli Winantya mengungkapkan, pihaknya telah melakukan koordinasi bersama pemerintah maupun pihak terkait untuk memastikan penurunan harga ini tetap berlanjut dan terkendali.

Selain koordinasi dengan pemerintah provinsi, ujar Juli, pihaknya juga akan mendatangi kota-kota inflasi di tiga kota yakni Kota Jayapura, Merauke dan Timika untuk memastikan pengendalian inflasi agar berjalan dengan baik.

“Di Papua secara umum bahan pangan didatangkan dari luar Papua, sehingga kerjasama antar daerah itu perlu ditingkatkan,”imbuhnya.

Dia menambahkan, Bank Indonesi bersama Pemerintah Provinsi Papua telah mengidentifikasi potensi-potensi peningkatan produktivitas pertanian di Merauke, Keerom, Jayapura akan ada gerakan menanam cabe di halaman rumah untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dan bisa menekan inflasi daerah.(hsb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *