Jayapura, fajarpapua.com– Selama Tahun 2022, Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura menemukan 75 kasus penderita kusta.
Meski angka kasusnya menurun dibanding Tahun 2021, namun penyakit ini mendapat perhatian khusus karena dinilai masih memiliki prevalensi yang cukup tinggi.
“Ke 75 penderita kusta itu kini sudah mendapat pengobatan dengan sistem pengawasan minum obat. Kasus kusta sendiri telah mengalami penurunan,” kata Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Kabupaten Jayapura, Pungut Sunarto, Minggu (29/1).
Dijelaskan, penyakit kusta ini memang menjadi perhatian Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura dengan melakukan berbagai langkah.
Hasilnya dibanding Tahun 2021, angka kasus kusta yang ditemukan pada Tahun 2022 mengalami penurunan yaitu dari 107 kasus menjadi hanya 75 kasus.
“Namun prevalensi penyakit kusta ini di Jayapura masih berada pada 5 persen, dan ini madih jauh dari harapan. Sebanyak 75 kasus yang ditemukan pada Tahun 2022 terdapat hampir disemus distrik,” ujarnya.
Pungut mengatakan dari data pihaknya, penyakit kusta ini paling banyak dari intervensi saat ini didua wilayah yakni di Distrik Sentani dan Waibu.
“Penyakit kusta ini harus diintervensi, dan dilakukan penemuan sedini mungkin dari lingkungan keluarga, sekolah dan survei massal, sehingga penemuan itu bisa sampai ke kampung-kampung, dan bisa disembuhkan,” paparnya.
Pungut berharap, penyakit kusta ini menjadi perhatian dari semua pihak, baik itu masyarakat dan juga pemerintah dalam penangananya.
“Saat ini memang kami fokus ke penyakit lain, tapi penyakit kusta ini juga perlu diperhatikan di Papua khususnya di Kabupaten Jayapura. Dinkes Kabupaten Jayapura harus bersama dengan memberikan perhatian khusus bagi masyarakat Papua untuk menangani penyakit menular seperti kusta,”tutur Pungut.(hsb)
