Timika, fajarpapua.com – Banjir bandang yang terjadi di Mile 74 Tembagapura pada Sabtu (11/2) lalu, baru pertama terjadi dalam sejarah operasional PT Freeport Indonesia dengan curah hujan yang sangat tinggi.
Hal itu diungkapkan Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Claus Oscar Ronald Wamafma saat diwawancarai wartawan usai menghadiri Peresmian Kantor PT Putra Otomona Jaya, Selasa (14/2) kemarin.
“Jadi (banjir) dengan curah hujan yang sangat tinggi baru pertama kali terjadi dalam sejarah operasi PTFI dan puji Tuhan Tembagapura aman, hanya di Mile 74 saja yang terimbas,” kata Claus Wamafma.

Diakuinya, akibat banjir untuk sementara ini operasional pabrik pengolahan dihentikan hingga menunggu selesainya pemulihan.
Terkait dengan penanganan pasca banjir, Claus mengatakan recovery saat ini masih terus berjalan dan diperkirakan dalam waktu yang tidak terlalu lama kondisi sudah kembali normal.
“Jadi saat ini kita masih berhentikan (operasional). Tidak ada korban jiwa, ada korban jiwa itu lebih yang ke pendulang. Sedangkan yang ada di daerah Utikini Lama diluar area PTFI,” jelasnya.
Secara umum ujarnya, sejak hari pertama musibah terjadi pihaknya telah melakukan penanganan dengan mengedepankan keselamatan karyawan.
“Yang terpenting tidak ada korban jiwa. Karyawan semua sehat, semua selamat, dan hari ini yang kita lakukan adalah bagaimana kita memulihkan dan memastikan bahwa situasi kerja itu aman, sebelum kembali bekerja lagi,” katanya.
“Hal ini kita lakukan terus setiap hari, setiap jam bahwa karyawan kita selamat. Tempatnya kita kelola, kemudian baru operasi ini kita akan putuskan dia beroperasi lagi atau tidak, itu akan tergantung dari penilaian dari keselamatan baik karyawan maupun lingkungan kerja,” imbuh Claus.
“Yang pasti kita ingin semua aman, baru kita putuskan kapan operasinya,” tutupnya. (feb)