Timika, fajarpapua.com – Insiden pembakaran pesawat Susi Air yang berujung penyanderaan pilot oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya di Distrik Paro Kabupaten Nduga sangat disayangkan. Apalagi akibat peristiwa itu, masyarakat asli Papua di Distrik Paro terpaksa mengungsi ke Distrik Kenyam untuk menyelamatkan diri.
“Disana sudah tidak ada masyarakat dan kosong, tidak ada aktifitas penduduk sama sekali, rumah warga kosong,” Ka Ops Damai Cartenz Kombes Pol Faizal Ramdani di Resto 66 Timika, Rabu (15/2) malam.
Menurutnya saat ini bandara Paro sudah diamankan oleh aparat TNI. “Kami pastikan kelompok KKB sudah keluar dari Paro,” tuturnya.
Untuk jumlah penduduk yang mengungsi hingga saat ini masih dilakukan pendataan kembali.
“Kita sedang data kembali, karena posisinya di Kenyam komunikasi kami agak terhambat. Mungkin ada sekitar 144 orang di posko Pemda Nduga,” ungkapnya.
Sementara Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri mengatakan, dalam penyelesaian masalah ini pihaknya mengutamakan keselamatan manusia baik para warga dan pilot, karena hal tersebut merupakan hukum tertinggi.
” Aparat TNI POLRI selalu siap, kita tidak akan mundur dan yang kami utamakan adalah keselamatan manusia,” tegasnya.
Ia mengungkapkan apa yang dilakukan Egianus Kogoya menyulitkan saudaranya sendiri yaitu masyarakat Nduga. Karena selama ini pesawat tersebut melayani logistik dikampung untuk para warga.
“Kalau begini apakah Egi bisa disebut anak Nduga yang baik?, dia menyengsarakan saudara-saudaranya. Saya berharap Egi bisa berfikir yang baik untuk saudara-saudaranya, jangan berfikir diri sendiri,” ungkapnya.(ron)