BERITA UTAMAPAPUA

Egianus Kogoya Beri Sinyal Bebaskan Pilot Susi Air, Sembom: Indonesia Harus Duduk di Satu Meja dan Bicara

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
800
×

Egianus Kogoya Beri Sinyal Bebaskan Pilot Susi Air, Sembom: Indonesia Harus Duduk di Satu Meja dan Bicara

Share this article
b6e9e070 4104 42b1 85e4 9ccbe352c40b
Foto Pilot Philip Mehrtens bersama Egianus Kogoya, pimpinan KKB yang menyanderanya

Timika, fajarpapua.com- Setelah hampir satu tahun melakukan penyanderaan, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua pimpinan Egianus Kogoya mengatakan akan melepaskan Philip Mehrtens.

Philip Mehrtens sendiri adalah pilot Susi Air yang telah disandera KKB Papua sejak 7 Februari tahun lalu saat mendarat di Lapangan Terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

ads

KKB Papua juga mengungkapkan alasan pembebasan warga Selandia Baru itu dilakukan karena negara asal pilot tersebut, mendukung kemerdekaan Papua.

Kabarnya Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), yang merupakan sayap bersenjata Operasi Papua Merdeka, mengatakan sudah menyetujui pembebasan Philip Mehrtens.

Mereka juga menegaskan Philip bukanlah musuh, tapi seorang teman yang tinggal bersama pasukan TPNPB di wilayah Nduga.

“Kami di manajemen markas TPNPB sepakat untuk melepaskan pilot Selandia Baru tersebut, karena dia adalah pilot dari negara tetangga kami. Sebagian besar warga Australia dan Selandia Baru adalah pendukung Papua merdeka,” ujar juru bicara TPNPB Sebby Sambom dalam keterangan rilisnya yang diterima fajarpapua.com, Rabu kemarin.

Namun demikian, Sebby tidak memberikan kepastian kapan pilot Susi Air tersebut akan dibebaskan.

“Kami akan mencari solusi terbaik. Pilot saat ini berada dalam kondisi baik-baik saja,” ujarnya.

Sebby hanya mengaku TPNPB sudah memiliki niat berunding dengan pemerintah Indonesia untuk membebaskan sandera.

Untuk itu, TPNPB telah mengirim surat resmi kepada Presiden Joko “Jokowi” Widodo di Jakarta pada Mei tahun lalu.

“Setelah Presiden Indonesia menerima surat kami, beliau setuju untuk berunding dengan kami, namun kemudian tidak ada konfirmasi lebih lanjut,” ucap Sebby.

TPNPB, lanjut Sebby, juga bertemu dengan delegasi Pemerintah Selandia Baru pada 5 April 2023 di Port Moresby, Papua Nugini, namun Wellington dianggap tidak memiliki niat untuk bernegosiasi lebih lanjut.

“Jadi menurut kami, pemerintah Selandia Baru dan Indonesia sama-sama tidak mampu berbicara dengan kami tentang pembebasan pilot,” kata Sebby.

Padahal, kata Sebby, TPNPB telah memerintahkan Egianus Kogoya — komandan TPNPB — untuk membebaskan sandera sebagai wujud niat baik sejak 5 Juni 2023.

Namun, kata Sebby, hal itu akhirnya urung dilakukan karena Jakarta dianggap tidak memiliki itikad baik untuk bernegosiasi.

“Pemerintah Jakarta tidak mau negosiasi dengan TPNPB, itu sebabnya pilot masih ditahan,” kata Sebby.

Sebby pun memberikan syarat pembebasan sandera dengan catatan pemerintah Indonesia mau duduk bersama dengan TPNPB.

“(Indonesia) harus duduk di satu meja dan bicara, tidak bisa bicara di jalan-jalan,” tukas Sebby.

Seperti diketahui, pada 7 Februari 2023, pesawat Pilatus PC-6 Porter milik Susi Air terbang dari Mimika pagi hari dan mendarat di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, provinsi Papua Pegunungan, sebelum dibakar oleh TPNPB. Mereka menculik pilot setelah membebaskan lima penumpang.

Ketika itu Egianus Kogoya mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka tidak akan melepaskan pilot tersebut kecuali Indonesia membebaskan Papua dari “penjajahan.” (red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *