Biak, fajarpapua.com– Pemerintah Kabupaten Biak Numfor terus mendorong upaya-upaya penanganan stunting dengan mengoptimalkan peran OPD tekait.
Selain itu itu Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3KB) Biak Numfor juga diminta supaya menggencarkan Pembentukan Dapur Sehat atasi stunting (Dashat) di kampung.
“Saya minta supaya dapur sehat atasi stunting atau disingkat Dashat di bentuk di masing-masing kampung,” ujar Bupati Herry Ario Naap dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Plt. Asisten I Setda Samuel Rumaikeuw, SH ketika membuka Penyusunan Dokumen Perencanaan Daerah Serta Penguatan Rumah Data Kependudukan di Kampung Keluarga Berkualitas, di Hotel Intsia Biak.
Terkait dengan pembentukan Dashat ini, para kader Pokja di kampung keluarga berkualitas diminta bergotong royong dan kemitraan, memanfaatkan makanan lokal untuk diolah sebagai bahan makanan tambahan nutrisi bagi ibu-ibu hamil, ibu menyusui dan anak bayi.
“Biak memiliki sumber daya pangan begitu melimpah ruah, sehingga Pokja bisa memanfaatkan makanan lokal dari lingkungan sekitarnya,” ujarnya.
Selain itu dalam pembentukan Dashat, juga diminta setiap OPD terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten Biak Numfor memaksimalkan setiap potensi kampung keluarga berkualitas untuk membentuk Rumah Data Kependudukan.
Rumah data kependudukan ini dinilai penting sebagai miniatur dari kampung keluarga berkualitas dimaksud.
Selain itu, rumah data kependudukan ini merupakan kumpulan profil data dari kampung KB tersebut, sehingga data-data yang ada betul-betul data yang valid dan bisa dimanfaatkan dalam prencanaan pembangunan kependudukan di kampung.
“Arah kebijakan dari penyusunan GDPK ini adalah untuk menyatukan persepsi dan mensinkronkan semua program lintas sektor, sehingga pelaksanaan program tersebut bisa berhasil dengan baik dan maksimal,” tuturnya.
Terkait penurunan angka stunting, pemerintah daerah memberikan apresiasi kepada DP3AKB Biak Numfor yang telah membentuk team pendamping keluarga (TPK) sampai di kampung-kampung.
Dengan dibentuknya TPK tersebut diharapkan bisa mendampingi dan memberikan advokasi kepada para remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, ibu yang mempunyai anak bayi dibawah dua tahun (baduta) dalam mencegah gejala stunting sejak bayi masih dalam kandungan sampai anak usia dua tahun.
“Saat ini baru digencarkan pembentukan dapur sehat atasi stunting di kampung keluarga berkualitas, saya berharap dapat di bentuk di masing-masing kampung,” ujarnya. (red)