BERITA UTAMAMIMIKA

PFA Bentuk Komitmen Freeport Membangun SDM Papua Melalui Sepak Bola

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
8
×

PFA Bentuk Komitmen Freeport Membangun SDM Papua Melalui Sepak Bola

Share this article
IMG 20230328 WA0031
Para peserta PFA saat melakukan persiapan sebelum melakukan laga ujicoba melawan SSB Mimika Putra di Mimika Sport Complek (MSC), Sabtu (25/2).

Klik Gambar Untuk Pendaftaran
Klik Gambar Untuk Pendaftaran

Timika, fajarpapua.com – PT Freeport Indonesia terus berkomitmen membangun Sumber Daya Manusia (SDM) Papua salah satunya melalui olahraga sepak bola. Dengan mendirikan Papua Football Academy (PFA), Freeport sedang merancang generasi Orang Asli Papua (OAP) menjadi pemain sepak bola bertaraf Internasional.

PFA merupakan sekolah olahraga khususnya dibidang sepak bola untuk putra Papua.

Dikutip dari Website Papuafootballacademy.com, inisiasi PTFI mendirikan PFA disebut-sebut datang dari kesuksesan Provinsi Papua menggelar PON XX pada 2021 lalu.

Tak hanya itu, inisiasi juga datang dari komitmen PTFI dalam investasi sosial membantu mengembangkan sumber daya manusia Papua melalui olahraga sepak bola.

Dengan adanya PFA, PTFI berharap bisa mengembalikan kejayaan olahraga sepak bola di Papua, serta membangun talenta-talenta muda Papua lebih yang lebih profesional dalam dunia olahraga.

Tak heran, untuk menciptakan generasi pesepakbola, PFA difokuskan membina anak-anak usia antara 14-15 tahun.

Sebelumnya, anak-anak tersebut telah melalui proses seleksi pencarian bakat yang kompetitif dan transparan.

Kini, ada 30 siswa yang terpilih. Mereka akan memperoleh beasiswa penuh selama 2 tahun untuk belajar sepak bola.

PFA memiliki visi misi memberikan pendidikan dan mengoptimalkan talenta anak Papua menjadi pemain sepak bola yang berintelegensi, kompetitif, percaya diri, adaptif, dan berpeluang menjadi pemain sepak bola profesional di Tanah Air dan Internasional.

Papua Football Academy berlokasi di Kota Timika menjadi wadah bagi talenta-talenta asal Papua untuk mengecap ilmu sepak bola dengan baik dan benar. Tak hanya itu, lewat kehidupan asrama, seluruh siswa juga mendapatkan pendidikan formal dan keterampilan. Semuanya diharapkan menjadi bekal bagi siswa Papua Football Academy untuk menjadi pemain sepak bola dan individu yang berkembang, baik di dunia pendidikan dan keterampilan.

Peserta Papua Football Academy adalah siswa pilihan dari berbagai daerah di Papua lewat seleksi ketat, mencakup teknis sepak bola, kesehatan, bakat, dan psikotes. Semua dilakukan oleh profesional di bidangnya, termasuk pelatih berlisensi.

Papua Football Academy memiliki sarana berupa lapangan latihan taktik dan pertandingan, serta pusat kebugaran yang terletak di Mimika Sports Centre di Kota Timika. Juga menyediakan ruangan untuk belajar secara formal dan keterampilan yang dibutuhkan yang disebut “Markas PFA”.

Selama tinggal di asrama, semua siswa akan memperoleh pendidikan formal serta keterampilan. Selain berlatih, para siswa PFA akan diikutsertakan turnamen lokal, nasional, dan bahkan internasional jika memungkinkan.

Tak hanya berlatih, siswa Papua Football Academy juga akan mengikuti turnamen lokal maupun nasional dan tidak tertutup internasional, untuk memberikan kesempatan bertanding, mempraktekkan hasil latihan, serta menjalin persahabatan dengan anak-anak dari berbagai daerah lain.

Kemampuan setiap individu memperlihatkan hasil didikan di Papua Football Academy adalah target utama yang ingin dicapai. PFA mempersiapkan anggotanya menjadi individu yang kompetitif, adaptif, dan berani mengambil keputusan dalam berbagai kesempatan, baik di lapangan maupun kehidupan.

PFA berguna dalam mengembangkan ilmu sepak bola agar melahirkan siswa-siswa yang kompetitif, kreatif, serta berdaya saing. Dengan dukungan penuh dari PT Freeport Indonesia, Papua Football Academy dapat didirikan sebagai bentuk pengabdian masyarakat melalui sepakbola.

Untuk tim pelatih, FPA dipimpin oleh Direktur Akademi dan Tim Pelatih bernama Wolfgang Pikal, yang punya sertifikasi kepelatihan tingkat nasional dan internasional. Adapun pelatih-pelatih yang ada di PFA adalah pelatih kepala Ardiles Rumbiak merupakan mantan pemain Persipura yang memiliki lisensi B PSSI Diploma. Ia dibesarkan di Tembagapura dan pernah menjadi Pelatih Kepala Persemi Mimika (2018-2019) dan Belitong FC (2021) di Liga 3.

Asisten pelatih Melky Papare, memegang lisensi B PSSI Diploma. Sudah lebih dari 3 tahun terlibat dalam pengembangan sepak bola usia dini di Papua. Pernah bermain di Liga 3 bersama klub Bhineka Tunggal Ika dan Cigombong Putra. Asisten Pelatih Kelly Pepuho
Ardus Kelly Pepuho adalah pria kelahiran Jayapura dan memiliki lisensi B PSSI Diploma. Sangat antusias dalam pembinaan sepak bola usia dini. Memulai karier kepelatihan pada 2017.

Kemudian Pelatih Fisik Hugo Oceano, Hugo Gilang Oceano adalah lulusan pendidikan kepelatihan olahraga dari Universitas Negeri Jakarta dan pemegang lisensi C PSSI Diploma. Berhasil membawa Persindra Indramayu menjuarai Liga 3 seri 2 Jawa Barat tahun 2021. Pelatih Kiper Mohammad Irsadul Anam pelatih kiper berlisensi C PSSI Diploma. Selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk para kiper agar menjadi pemain yang berkualitas.

Wolfgang Pikal mengatakan, untuk metode latihan menggunakan teknik Filanesia dengan target menjadi pemain profesional Tim nasional (Timnas) Indonesia. Tetapi mereka juga dididik sifat dan sikap agar mengetahui bagaimana hidup sebagai atlet top dan profesional.

“Teknik Filanesia itu formasi sudah jelas dan ada tambahan sedikit prinsip sepak bola dari Jerman karena saya orang Austria keturunan Jerman,” tuturnya.

Wolfgang mengungkapkan, untuk latihan peserta akademi pihaknya akan melakukan peningkatan latihan yang tidak ada di akademi lain yaitu dari latihan 12 jam dalam satu minggu ditingkatkan menjadi 14 jam dalam satu minggu.

“Jam latihan yang kita terapkan tidak ada diterapkan yaitu 12 jam seminggu tetapi kami tingkatkan menjadi 16 jam seminggu. Kedepan mudah-mudahan bisa 20 jam seminggu, ini mirip volume latihan di eropa. Cuma kita lakukan bertahap,”ungkapnya.

Sementara orang tua dari salah satu peserta akademi Perez Valentino Imanuel Rumaseb yaitu Ibu Beatriks Lidia Rumaseb mengaku bangga anaknya bisa berkesempatan mengikuti PFA. Pasalnya setelah masuk di PFA banyak sekali perubahan positif yang terjadi pada anaknya.

“Selain skill sepak bola mereka tambah dewasa dan mandiri, yang biasa bergantung pada orang tua sekarang tidak dan beda sekali saya sangat bangga. Contoh bahasa yang digunakan sehari-hari dalam berkomunikasi berubah lebih baik dan lebih sopan,” tuturnya.

Beatriks mengungkapkan selaku orang tua ia mengucapkan banyak terima kasih kepada PTFI dan harapannya tidak berhenti sampai disini saja.

“Terima kasih kepada Freeport terus berkomitmen membangun SDM Papua menjadi lebih baik bisa bersaing ditingkat nasional bahkan internasional,” ungkapnya.

Selain ditempa fisik, mental, sifat, sikap dan keterampilan bermain bola dengan standar internasional para peserta PFA juga sudah menjalani pengalaman bertanding diluar Papua yaitu di Bali melakukan ujicoba keluar, Mojokerto, Malang, Jogja dan Jakarta. Selama ini PFA sudah melakoni 29 pertandingan.(Ryeno guritno)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *