Timika, fajarpapua.com
Stasiun Metereologi Kelas III Timika bekerjasama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mimika akan memasang Warning Receiver System (WRS) pemantau gempa dan peringatan tsunami. Dengan adanya peralatan teknologi itu diharapkan dua kejadian alam, gempa dan tsunami, bisa terdeteksi dini.
Kepala Kantor Stasiun Metereologi Kelas III Timika, Okto Firdaus Fajri Rianto ST kepada Fajar Papua, Senin (7/9) mengatakan saat ini Timika sudah terpasang WRS pemantau gempa dan peringatan dini tsunami yang direncanakan pada Selasa (8/9) akan diserahterimakan di kantor BPBD Mimika.
Menurutnya, wilayah Indonesia merupakan bagian dari jalur gempa dunia yang terbentang dari Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Flores, Alor, Laut Banda, Seram, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua.
Wilayah Papua sendiri terletak pada ujung pertemuan 2 (dua) lempeng tektonik, yaitu Lempeng Pasifik yang bergerak relatif kearah barat dan Lempeng Indo-Australia yang bergerak relatif kearah Utara. Keadaan itu menjadikan wilayah Papua sebagai salah satu kawasan rawan gempa dan tsunami di Indonesia.
Secara umum, 5 zona sumber gempa di wilayah Papua antara lain: Zona Sesar Yapen, Zona Sesar Mamberamo, Zona Sesar dan Lipatan Papua, Zona Sesar Waipoga dan Zona Subduksi New Guinea (Palung New Guinea).
Hasil monitoring BMKG-Stasiun Geofisika Jayapura menunjukkan selama tahun 2019 terjadi gempa sebanyak 2015 kali, dengan rincian untuk Magnitudo 1,0-2,9 tercatat sebanyak 948 kejadian, magnitudo 3,0-3,9 tercatat sebanyak 880 kejadian, magnitudo 4,0-4,9 tercatat sebanyak 162 kejadian, magnitudo 5,0-5,9 tercatat sebanyak 20 kejadian dan magnitudo 6,0-6,9 tercatat sebanyak 5 kejadian.