BERITA UTAMAMIMIKA

Kapasitas Ruangan RSUD Mimika Penuh, Tiap Hari Ada Pasien Covid 19 Meninggal, Pemda Minta Bantuan PTFI

pngtree vector tick icon png image 1025736
5
×

Kapasitas Ruangan RSUD Mimika Penuh, Tiap Hari Ada Pasien Covid 19 Meninggal, Pemda Minta Bantuan PTFI

Share this article
RSUD Mimika
Ruang elang, bangsal khusus RSUD Mimika merawat pasien Covid 19.

Pemkab Mimika, katanya, akan melakukan evaluasi kembali perencanaan, pengawasan dan kebijakan pengendalian COVID-19 di Mimika, terutama pada distrik-distrik di wilayah Kota Timika dan sekitarnya yang kini kasus aktifnya meningkat drastis.

“Saat ini angka reproduksi COVID-19 di Mimika masih pada kisaran 2, tapi di wilayah Kota Timika sekarang sudah lebih dari 3. Itu artinya saat ini di Kota Timika paling banyak temuan kasus baru, termasuk Pelabuhan Portsite Kampung Amamapare. Dampaknya, pasien yang dirawat di RSUD Mimika sekarang ini penuh. Bahkan RSMM yang tadinya sudah tidak lagi merawat pasien COVID-19, saat ini sudah mulai lagi merawat pasien COVID-19,” jelasnya.

ads

Peningkatan kasus COVID-19 di Mimika akhir-akhir ini, katanya, lebih disebabkan karena warga tidak lagi menerapkan protokol kesehatan secara ketat dalam melakukan aktivitas kesehariannya.

“Yang jadi masalah sekarang orang tidak lagi merasa takut dengan COVID-19 ini. Banyak orang masa bodoh. Padahal kelonggaran aktivitas ekonomi yang diberikan oleh pemerintah dalam masa tatanan hidup baru normal sekarang ini semata-mata untuk membuat ekonomi bisa bertumbuh kembali, tapi dengan syarat menjaga kesehatan dengan benar-benar memperhatikan protokol COVID-19,” ujarnya.

Menyangkut banyaknya pasien COVID-19 di Mimika yang meminta isolasi mandiri, Wabup Rettob, menegaskan dengan melihat perkembangan jumlah kasus yang melonjak drastis akhir-akhir ini maka hal itu harus dievaluasi kembali.

Pasalnya, pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri tidak mendapat pengawasan penuh dari petugas lantaran banyak diantara mereka diketahui masih bebas berkeliaran kemana-mana dan melakukan kontak dengan orang lain.

“Dulu memang kami memberikan kelonggaran bagi pasien positif untuk melakukan isolasi mandiri di rumah karena berdasarkan evaluasi tingkat kesembuhan pasien yang melakukan isolasi mandiri jauh lebih cepat dibanding pasien yang dirawat di rumah sakit maupun shelter. Tapi ternyata sekarang teori itu tidak berlaku lagi karena orang bebas pergi kemana-mana walaupun kondisinya sebetulnya tidak sehat. Kami akan melakukan isolasi terpusat sehingga dapat dikontrol ketat oleh petugas,” jelas Wabup JR.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *