BERITA UTAMAMIMIKApinpost

Cerita Dibalik Uji Kompetensi Honorer Mimika, Pertanyaan yang Tidak Sesuai dan Tangisan Mardiana

pngtree vector tick icon png image 1025736
9
×

Cerita Dibalik Uji Kompetensi Honorer Mimika, Pertanyaan yang Tidak Sesuai dan Tangisan Mardiana

Share this article
Honorer
Honorer RSUD Mimika, Mardiana Yunus yang dilarang mengikuti uji kompetensi

Timika, fajarpapua.com – Ujian kompetensi honorer Mimika hari pertama Selasa (5/1) akhirnya tuntas dilaksanakan.

Bertempat di SMP Negeri 2 Timika, sebanyak 1.120 honorer bidang kesehatan berjibaku dengan soal-soal ujian.

ads

Meski menuai kontroversi, ujian yang digagas kepala Dinas Pendidikan Mimika itu menyisahkan pertanyaan yang belum dijawab. Apa standar penilaian kelulusan dan dikemanakan para honorer yang tidak lulus?

Berdasarkan penelusuran Fajar Papua, ada dua kejadian yang membuat miris dan menjadi point penting yang harus diperhatikan oleh Bupati dan Wakil Bupati Mimika.

Para peserta ujian kompetensi honorer kesehatan Mimika

Pertama, keluhan honorer tentang soal ujian yang tidak sesui bidang ilmu. Setelah pelaksanaan ujian hari pertama Selasa (5/1), Fajar Papua mewawancarai sejumlah honorer bidang kesehatan.

Menurut pengakuan mereka, 80 persen pertanyaan seputar bidang pendidikan (bidang ilmu guru) dan 20 persen tentang PKN. Tidak ada pertanyaan tentang bidang ilmu kesehatan.

“Malah ada 4 pertanyaan itu soal matematika. Kami kerjakan saja, mungkin selain STR yang sudah kami punya, kami juga bisa dapat sertifikasi guru,” seloroh Id, salah seorang honorer kesehatan.

Sementara Sr mengaku mencemaskan kapasitas tim penyusun soal dan penilai. “Susun soal saja sudah aneh, terus apakah penilaian juga nanti sesuai standar seperti ini? Kami anggap ini tes main-main,” ujarnya.

Persoalan kedua, adanya honorer yang dilarang ikut test padahal nama dan nomor ujian sudah keluar. Hal itu dialami Mardiana Yunus, honorer RSUD Mimika.

Entah persoalan apa yang melatarbelakangi, Mardiana dilarang mengikut tes. Buntutnya, video tangisan Mardiana viral.

“Kasihan, belum apa-apa sudah sentimen begini, mana kita mau percaya penilaian nanti benar-benar objektif?” ungkap Ir, peserta ujian lain.

Yang Ir takutkan, ujian kompetensi tanpa perencanaan yang matang ini (munculnya kontroversi sebelum pelaksanaan) hanya akan berujung masalah. “Jangan sampai ini cara oknum di pemerintahan mengganti honorer lama dengan wajah baru nanti,” paparnya.

Pelaksanaan uji kompetensi honorer kesehatan menggunakan 4 ruangan dan terbagi dalam 8 sesi.
Ujian menggunakan komputer, para peserta dilarang menghidupkan HP. Ada sekitar 50 soal ujian yang diselesaikan dalam waktu 50 menit.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *