Bogor, Fajarpapua.com – Proses Vaksinasi guru selesai pada awal bulan ini, namun masih belum dapat dipastikan proses belajar tatap muka dapat dilakukan dengan segera.
Setelah Vaksinasi Guru Selesai, Menyusul Vaksinasi Murid
Proses vaksinasi guru selesai dengan baik dan tentunya ini adalah salah satu pertanda bahwa proses belajar tatap muka dapat dilakukan meskipun masih belum dapat dipastikan pelaksanaannya.
Hal ini mengacu kepada siswa yang belum di vaksinasi, sebab dalam suatu proses kegiatan belajar mengajar tentunya akan ada interaksi antara guru dengan murid dan juga murid dengan murid.
Untuk itulah perlu dipastikan bahwa murid pun harus mendapatkan vaksinasi agar setidaknya dapat mengurangi dan mencegah penyebaran dari virus corona atau Covid-19 ini.
Proses kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilakukan di sekolah pun akan disesuaikan dengan mengurangi jumlah siswa dalam satu kelas serta mengatur posisi duduk di dalam kelas.
Tentunya meskipun telah mendapatkan vaksin, tetap harus menaati protokol kesehatan (Prokes) terkait pencegahan dan percepatan penanganan pandemi virus corona ini.
Hingga saat ini belum ada pengalokasian atau persiapan vaksin Covid-19 yang ditujukan untuk anak didik ( siswa/murid), sehingga tentunya proses belajar tatap muka yang sudah lama tidak dilakukan ini perlu menunggu mekanisme dan keputusan lebih lanjut dari pemerintah.
Untuk itu proses kegiatan belajar mengajar yang saat ini dilakukan dengan konsep pelajaran jarak jauh (PJJ) ini harus tetap di maksimalkan agar generasi selanjutnya tidak tertinggal bekal pendidikannya.
Tenaga pengajar dan semua pihak yang terlibat harus dapat memfasilitasi kegiatan belajar mengajar secara virtual ini agar terus dapat berjalan sementara waktu hingga nanti siap untuk dilakukan proses pelajaran tatap muka kembali dengan protokol ketat kesehatan.
Saat ini hampir semua sekolahan khususnya sekolah negeri tengah melakukan perbaikan fasilitas pendidikan antara lain dengan membangun bangunan baru agar dapat terpenuhi tempat belajar karena jumlah maksimal siswa dalam satu kelas dikurangi/dibatasi jumlahnya.
Di samping penambahan ruangan kelas tentunya diperlukan sarana belajar di dalam kelas yang lebih bersih, seperti menyiapkan tempat cuci tangan atau hand sanitizer di pintu atau di dalam ruangan kelas, termasuk kemungkinan diberikan sekat pembatas setiap mejanya.
Interaksi di dalam kelas yang dilakukan pun lebih banyak kepada interaksi verbal antara guru dan murid. Para siswa diharapkan dapat membatasi interaksi bersentuhan atau berbincang-bincang di dalam kelas.
Sebagaimana rencana dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada akhir tahun 2020 menyebutkan meskipun telah dilakukan sekolah atau pelajaran tatap muka, namun orang tua / wali murid tetap diberikan pilihan apakah akan memberikan izin kepada putra putrinya untuk melakukan pelajaran tatap muka atau tetap dilakukan secara virtual.
Gagasan ini tentunya dapat berubah seiring perkembangan dari proses penanganan virus corona di tanah air. Yang terpenting hingga saat ini adalah tetap memaksimalkan pelajaran jarak jauh atau pendidikan secara virtual yang tengah dilakukan agar generasi penerus bangsa dapat mendapatkan pendidikan yang tepat.