“Saya optimistis Papua memiliki SDM yang mumpuni karena pendidikan dan pengembangan SDM menjadi prioritas di mana 10 sampai 20 tahun, anak-anak ini akan menguasai sptek, saya yakin itu,” katanya lagi.
Dia menambahkan patut diberi apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Papua karena meski di masa pandemi, program pendidikan dan pengembangan SDM tetap berjalan.
Senada dengan Fransica Laij, Direktur Perekrutan dan Penerimaan Mahasiswa JIC Patricia Rubena mengemukakan, selain tujuh pelajar tersebut, tahun ini terdapat 38 pelajar yang akan dikirim ke Amerika dan dibagi dalam dua gelombang yakni pada April sebanyak 23 orang dan 15 orang pada Agustus.
“Pelajar Papua yang dibina JIC merupakan putra-putri asli Papua terbaik dan mendapatkan kesempatan kuliah di berbagai universitas ternama di Amerika, Eropa, Australia dan Asia,” katanya.
Patricia menetlrangkan, pelajar yang dibina di JIC disesuaikan dengan kebutuhan Pemprov Papua dengan syarat utama memiliki kemampuan akademik, mental dan bahasa yang baik, lalu diberikan kesempatan memilih tiga universitas terbaik untuk kuliah pada berbagai universitas di dunia.(ant/ana)