BERITA UTAMAMIMIKA

Unik, Salah Satu Acara Pesparawi XIII di Mimika Diisi Peletakan Batu Pertama Pembangunan Wihara

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
10
×

Unik, Salah Satu Acara Pesparawi XIII di Mimika Diisi Peletakan Batu Pertama Pembangunan Wihara

Share this article
Ketua Stefan Tan Saat Mengkisahkan Sejarah Masuknya Budha di Mimika. Foto: Elfrida/PesparawiXIII
Ketua Stefan Tan Saat Mengkisahkan Sejarah Masuknya Budha di Mimika. Foto: Elfrida/PesparawiXIII

 

 
Timika, fajarpapua.com – Bersamaan dengan momen Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) ke-XIII Se- Tanah Papua di Kabupaten Mimika, Sabtu (06/11) ada satu momen yang menarik sekaligus unik yakni peletakan batu pertama pembangunan Wihara Bodhi Mandala di Kampung Wonosari Jaya SP4 – Distrik Wania, Kabupaten Mimika.

Momen ini merupakan suatu bentuk toleransi dan kerukunan hidup umat beragama di Mimika.

ads

Pada kesempatan peletakan batu pertama ini, Ketua Panitia Stefan Tan menceritakan awal mula masuknya Agama Budha di Kabupaten Mimika.

“Agama Budha di Kabupaten Mimika berawal di era pemerintahan Orde Baru, tepatnya pada tanggal 11 Maret 1995. Umat Budha pertama kali menginjakkan kaki di Tanah Amungsa Bumi Kamoro ini dalam rangka turut menyukseskan program pemerintah, dalam upaya pemerataan penduduk dengan mengikuti program transmigrasi,” katanya.

Lanjut dia, Umat Budha transmigrasi tersebut berasal dari Pulau Lombok dan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang berjumlah 20 Kepala Keluarga (KK) yang pada saat itu tersebar di SP5, SP6 dan SP7 serta ditambah beberapa KK di SP3 yang berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur.

“Namun, hingga 10 tahun pertama umat Budha belum memiliki tempat peribadatan maupun rohaniwan sehingga ketika umat membutuhkan pelayanan khusus keagamaan maka mereka terpaksa harus kembali ke kampung halaman,” kisahnya.

Hal tersebut menyebabkan umat Budha yang berada di SP7 dan SP5 tidak kembali lagi ke Kabupaten Mimika.

“Mengingat pentingnya rumah ibadah pada tahun 2006 umat Budha di SP6 Kampung Naena Muktipura dengan segala kemampuan yang ada secara sukarela dan swadaya membagun rumah ibadah dan oleh Biku Darmagini beserta umat Budha setempat memberikan nama rumah ibadah tersebut Cetia Giri Woka. Inilah yang menandai  rumah ibadah bagi umat Budha yang berada di SP6,” jelasnya.

Ia menuturkan, di Kota Timika pada 17 Mei 2004 atas dorongan sahabat-sahabat sederma yang terdiri dari sekitar 25 orang datang dari Jayapura ke Timika bersama Bhikkhu Pamangdando untuk mendirikan rumah ibadah umat Budha di Kota Timika yang terletak di Jalan Yos Sudarso nomor 28 lantai 2 seluas 36 meter persegi.

“Dengan semangat yang luhur umat Budha di Kabupaten Mimika bersama-sama melakukan Puja Bakti di Cetia Mita Taruna dan Cetia Giri Loka. Seiring bertambahnya umat yang melakukan Puja Bakti dan kegiatan menyebabkan Cetia tidak dapat lagi menampung umat yang melakukan Puja Bakti,” tuturnya.

Atas kemurahan hati donatur maka diserahkan sebidang tanah seluas 9.584 meter persegi yang berlokasi di 2,6 kilometer dari Pasar Sentral. Sehingga pada hari ini, Sabtu 6 November 2021 dilakukan peletakan batu pertama Wihara Bodhi Mandala. (Elfrida/Marcel Balawangsa/Sam Nussy/Pesparawi XIII)
 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *