Kota Jayapura,fajarpapua.com – Banjir dan longsor yang terjadi di Kota Jayapura, Provinsi Papua pada Kamis (6/1) 2022 malam, hingga sepekan lebih masih meninggalkan sisa genangan dan gundukan lumpur yang tinggi.
Setidaknya hal itu masih terlihat pada permukiman penduduk di wilayah Perumahan Organda Distrik Heram dan Konya. Jalanan di wilayah tersebut masih penuh dengan lumpur setinggi 5-10 sentimeter dan genangan banji, sehingga, akses perumahan warga terbilang cukup sulit dilewati dengan kendaraan bermotor.
Sejumlah warga terdampak banjir dan longor memilih bertahan di rumah masing-masing, lantaran takut adanya penjarahan. Mereka terlihat berusaha membersihakn pekarangan rumah.
Sementara warga yang rumahnya tidak bisa ditempati akibat rusak berat akibat genangan dan lumpur, memilih mengungsi di lokasi yang telah disiapkan Pemerintah Kota Jayapura.
Salah satu warga yang mengungsi adalah Yulce Semon (30), yang mengaku telah seminggu berada di pengungsian GOR Trikora, Kota Jayapura, Papua.
Yulce mengatakan rumahnya belum bisa ditempati walaupun sudah kering dari banjir. Dia dan keluarganya sudah tinggal sejak 2003 di Perumahan Organda, namun bencana banjir bandang dan tanah longsor tidak separah kejadian kemarin.
“Memang sudah kering tapi bau lumpur masih ada di pekarangan rumah. Rumah saja sudah tidak layak untuk dihuni, lumpur saja tebal 5 cm,” katanya.
Di dalam pengungsian bersama sebanyak 200 warga lainnya, Yulce menerima bantuan berupa makanan siap saji, peralatan tidur dan kebersihan diri.
Lalu, bencana alam tanah longsor dan banjir yang terjadi Kamis (7/1) menyebabkan sebanyak 19.327 orang terdampak.
Delapan orang dilaporkan meninggal dan enam orang luka-luka dan sempat dirawat di sejumlah rumah sakit di Kota Jayapura.
Selain di GOR Trikora, para pengungsi juga ditempatkan di posko banjir Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Jayapura.
Lokasi tersebut menampung para warga yang mengungsi dari kawasan Pasar Youtefa dan SMK di kawasan Entrop.
Longsor yang menyebabkan korban tewas juga terjadi di Asrama Bhayangkara Jayapura. Bencana terjadi akibat terdapat hunian warga yang berada di lereng perbukitan.
Rawan banjir
Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano mengatakan tiga lokasi terdampak banjir di antaranya Perumahan Organda, Pasar Youtefa, dan SMKN 4 Jayapura setiap tahunnya rawan terjadi banjir.
Dia mengatakan jika hujan terjadi dalam 1-2 jam saja, sudah bisa dipastikan akan banjir di kawasan tersebut. Sebab daerah tersebut sejatinya merupakan tempat penampungan air, atau daerah resapan air.
“Itu tempat penampung air, siapapun Wali Kotanya, tempat itu bermasalah. Tapi kami berupaya bagaimana caranya menata tempat itu supaya tidak banjir, kita melarang pembangunan liar yang tanpa IMB (izin mendirikan bangunan) di Papua,” katanya.
Selain itu, bantuan logistik serta keperluan para pengungsi dipusatkan pada GOR Waringin, Jayapura.
Ia telah meminta bantuan dari tingkat Rukun Tetangga (RT) hingga Kelurahan untuk mendata penyaluran bantuan.
Wali Kota memastikan bantuan yang diterima akan langsung diberikan kepada warga yang membutuhkan, tidak hanya terkumpul di GOR Waringin.
Agar dapat melakukan percepatan penanganan banjir, Benhur Tomi menegaskan kepada para pengungsi untuk segera kembali ke rumah. Pihaknya membantu jika terjadi kerusakan rumah ringan hingga berat akibat bencana tersebut.
Percepatan penanganan banjir diperkuat dengan kedatangan Menteri Sosial Tri Rismaharini ke Kota Jayapura, setelah baru saja memberi bantuan banjir dari Provinsi Aceh.
Ia menyapa penyintas banjir bandang dan menyalurkan bantuan sosial untuk warga Papua. Dia juga membagikan makanan siap saji, alat kebersihan, serta sepatu untuk anak-anak kembali bersekolah.
Mensos menyerahkan bantuan untuk korban banjir dan longsor di Jayapura sebesar Rp1.390.539.388, terdiri dari bantuan logistik bencana, santunan ahli waris untuk 7 korban jiwa, sembako 500 paket, alat kebersihan 500 paket, peralatan sekolah 500 paket, kain sarung 500 potong, perlengkapan bayi 50 paket, dan bahan natura.
Selain itu, ia juga menyerahkan penjernih air atau “water treatment.” Hal ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan umum dalam bencana banjir, yakni kurangnya ketersediaan air bersih.
“Dengan peralatan ‘water treatment’ air keruh pun bisa diolah menjadi air siap minum,” katanya dalam konferensi pers di GOR Waringin, Jayapura, Kamis (13/1).
Waspada
Dalam kesempatan yang sama, Mensos mengharapkan pemerintah daerah mewaspadai hunian warga di lereng-lereng bukit yang dapat memicu tanah longsor.
Ia mengatakan dampak pemanasan global luar biasa, sehingga curah hujan setiap tahun makin berat, dan hampir seluruh wilayah Indonesia terjadi longsor
“Kondisi di Sibolga, Sumatera Utara juga persis seperti di Jayapura. Saya berharap pemerintah lainnya, tidak hanya pemerintah Jayapura saja untuk mewaspadai hunian warga yg ada di lereng-lereng bukit,” katanya.
Untuk menghindari jatuhnya korban akibat banjir dan longsor, kata dia, sebaiknya warga yang terdampak bencana ditempatkan di suatu tempat yang dinyatakan aman. Pihaknya akan memfasilitasi tenda untuk pengungsian.
Seperti kejadian di Jawa Barat, pihaknya memilih lokasi di Sukabumi untuk mitigasi bencana saat warga perlu mengungsi ketika banjir datang.
“Jadi, untuk sementara waktu hunian ini akan sangat membantu mengurangi dampak dari korban karena selama ini curah hujan semakin berat,” katanya.
Selain memberikan bantuan logistik, ia juga memberikan dukungan psikososial kepada korban banjir, khususnya pada anak-anak di BBPPKS Jayapura.
Puluhan anak-anak tersebut mendapatkan makanan ringan, mainan anak, hingga tas dan peralatan sekolah.
Mensos juga menengok kesiapan dapur umum yang berada di BBPPKS Jayapura. Di sana, dia memantau proses penyaluran makanan ke lokasi-lokasi pengungsian.
Melihat kondisi yang ada, banjir di Jayapura menjadi alarm serius dan harus menjadi perhatian soal penataan dan peruntukan lahan, serta mitigasi bencana.
Mitigasi bencana di Jayapura harus dipersiapkan sesegera mungkin guna mengurangi korban jiwa bertambah, di saat Indonesia masih menghadapi cuaca ekstrem dan curah hujan tinggi di tahun 2022.(ant)