BERITA UTAMAPAPUA

Pasien Meninggal, Dokter Spesialis Onkologi di Jayapura Dipukul Keluarga Pasien, Begini Tanggapan Resmi Pihak RSUD

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
51
×

Pasien Meninggal, Dokter Spesialis Onkologi di Jayapura Dipukul Keluarga Pasien, Begini Tanggapan Resmi Pihak RSUD

Share this article
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura, dr. Anton Mote bersama dokter saat memberikan keterangan
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura, dr. Anton Mote bersama dokter saat memberikan keterangan

Jayapura, fajarpapua.com– Seorang dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura dipukul dan dikeroyok oleh keluarga pasien yang tak terima keluarganya meninggal.

ads

Insiden tersebut terjadi di rumah sakit setelah pasien menjalani operasi dan pasien dinyatakan meninggal. Bahkan, video insiden penyerangan dokter tersebut menyebar di media sosial.

Menajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura menyayangkan aksi pengeroyokan yang dilakukan oleh keluarga pasien terhadap salah satu dokter spesialis Onkologi yang bertugas di RSUD Jayapura pada Sabtu (16/4).

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura, dr. Anton Mote, mengungkapkan, pengeroyokan dokter di rumah sakit tersebut terjadi karena kesalahpahaman antara keluarga pasien dengan dokter yang bertugas pada saat itu.

“Adanya pemukulan pada dokter ini, teman-teman dokter lainnya merasa tidak nyaman melaksanakan pelayanan di ruang perawatan dan rawat jalan. Kami minta kepada masyarakat tindakan anarkis seperti ini tidak boleh terjadi, kalau ada hal-hal yang mau dikofirmasi ke dokter atau manajemen sebaiknya disampaikan dengan baik,” kata Direktur RS Dok 2 Jayapura, dr Anton Mote, Senin (18/4/2022).

Menurut dia, masalah ini sudah dilaporkan ke Polda Papua agar kasus ini bisa diselesaikan secara hukum dan pelaku diproses. Pemukulan dokter dr,. James Gedi ini adalah sebuah kesalahpahaman karena yang bersangkutan sudah melakukan tugasnya sesuai dengan SOP di rumah sakit. Tetapi karena keluarga pasien tak menerima penjelasan dokter dan tidak memahami SOP di RS sehingga terjadi pengeroyokan pada dr. James Gedi.

“Kalau memang keluarga pasien tidak puas dengan pelayanan dokter atau merasa ada hal yang kurang dan tidak sesuai, seharusnya mereka bisa mengkonfirmasi ke menajemen rumah sakit, bukan langsung melakukan pemukulan. Kami sangat sayangkan kejadian kekerasan pada dokter kami ini,” ujarnya.

Untuk itu, pihak rumah sakit Jayapura akan menempuh jalur hukum, mengingat dokter yang menjadi korban pengeroyokan mengalami luka dan memar pada bagian wajah.

“Kita sudah laporkan pemukulan ini polisi untuk pelaku diproses hukum karena dokter kami mengalami memar pada bagian wajah. Kami harap kasus ini diseriusi oleh pihak kepolisian untuk menangkap pelaku,” ucap dr. Anton Mote.

Akibat dari kejadian tersebut, kata dia, teman-teman dokter yang bertugas merasa ketakutan melakukan pelayanan pada pasien, sehingga saat ini pihak rumah sakit telah berkoordinasi dengan Polda Papua untuk menambah personil untuk pengamanan di RSUD Jayapura.

“Dokter yang bertugas takut terjadi lagi kekerasan seperti yang dialami oleh dokter dr. James Gedi, sehingga kami harus minta pihak kepolisian untuk menambah pengamanan di rumah sakit,” ujarnya.

dr. Anton Mote menyebutkan pihak manahemen RSUD Jayapura juga akan memproses penyebar video di mendia sosial yang saat ini viral karena telah menyudutkan pihak rumah sakit. Sebab dalam video yang beredar itu menuding dokter di RSUD Jayapura membunuh Orang Asli Papua.

“Kita telah melaporkan pemilik akun youtube yang menyebarkan video, karena dalam video itu dibilang dokter di rumah sakit Jayapura adalah pembunuh Orang Asli Papua. Jadi saya mau tegaskan ya, bahwa kami disini (dokter-red) bukan pembunuh Orang Asli Papua (OAP). Saya juga menjamin bahwa seluruh dokter yang bertugas disini bukan pembunuh,” tuturnya.

Disebutkannya, seluruh dokter dan tim medis di RSUD Jayapura merupakan pekerja kemanusiaan dan tidak melakukan pembunuhan terhadap Orang Asli Papua.

“Saya sebagai anak Papua mengutuk keras orang yang memasukan dan memviralkan video tersebut, itu sangat menyudutkan teman sejawat yang bertugas disini. Teman dokter yang bertugas disini adalah pekerja kemanusiaan, yang setiap hari bekerja melayani kita orang Papua,”katanya lagi.

dr. Anton Mote menambahkan, dengan beredarnya video tersebut, telah menjatuhkan semangat para dokter yang bertugas di RSUD Jayapura sekaligus mencoreng profesi dokter. Dan video yang beredar telah mencoreng nama baik rumah sakit maupun dokter-dokter yang bertugas melayani pasien, sehingga kami meminta pihak kepolisian untuk menangkap pemilik akun youtube yang menyebarkan video tersebut.

“Kami minta orang yang sebar video di media sosial itu, harus bertanggung jawab, karena bisa membuat masyarakat takut datang berobat ke RSUD Jayapura,” pungkasnya.(hsb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *