BERITA UTAMAPAPUA

24 Jam Kedepan, Dampak Dua Bibit Siklon, Gelombang di Laut Papua Hingga 2,5 Meter dan Potensi Hujan Lebat

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
7
×

24 Jam Kedepan, Dampak Dua Bibit Siklon, Gelombang di Laut Papua Hingga 2,5 Meter dan Potensi Hujan Lebat

Share this article
WhatsApp Image 2022 07 28 at 5.31.47 PM
Citra satelit Indonesia, Kamis (28/7/2022).

Jakarta, fajarpapua.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan adanya dua bibit siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia berdampak pada potensi hujan sedang hingga lebat dan gelombang tinggi.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Kamis, menyebut adanya bibit siklon tropis 95S dan 93W.

ads

Bibit siklon tropis 95S terpantau berada di Samudera Hindia Utara, sebelah barat daya Bengkulu dengan kecepatan angin maksimum 20 knot dan tekanan udara minimum 1006,4 mb.

Citra satelit Himawari-8 kanal IR menunjukkan adanya aktivitas konvektif yang cukup persisten di sekitar sistem dalam 12 jam terakhir.

Dari analisis angin perlapisan, sirkulasi terlihat mulai dari lapisan permukaan hingga lapisan 500 hPa.

Kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan bibit ini yaitu aktifnya Madden–Julian oscillation (MJO) dan gelombang atmosfer Equatorial Rossby (ER) di sekitar sistem, shear vertikal sedang (15-20 kt), suhu muka laut hangat (28-30°C), serta kelembapan yang basah di setiap lapisan.

Model Numerical weather prediction (NWP) menunjukkan bahwa sistem ini bergerak ke arah tenggara menjauhi wilayah Indonesia. Potensi sistem untuk tumbuh menjadi siklon tropis
dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori sedang, kata Guswanto.

“Dampak tidak langsung dalam 24 jam ke depan bibit 95S terhadap kondisi cuaca di Indonesia adalah potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat di Kepulauan Mentawai,” uajr Guswanto.

Selain itu tinggi gelombang 1,25 – 2,5 m (moderate sea) berpotensi terjadi di wilayah Selat Malaka bagian Utara, Perairan Timur Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai.

Kemudian tinggi gelombang 2,5 – 4,0 m (rough sea) berpotensi terjadi di wilayah Perairan Utara Sabang, Perairan Barat Sumatera, Selat Sunda, Teluk Lampung bagian selatan, Perairan Selatan Banten hingga Jawa Timur

Juga tinggi gelombang 4,0 – 6,0 m (very rough sea) berpotensi terjadi di wilayah Samudra Hindia Barat Sumatra hingga Selatan Jawa Timur.

Sementara bibit siklon tropis 93W terpantau berada di Laut Filipina dengan kecepatan angin maksimum 30 knot dan tekanan udara minimum 1002,0 mb.

Citra satelit Himawari-8 kanal IR menunjukkan adanya aktivitas konvektif yang cukup signifikan dalam 12 jam terakhir di sekitar pusat sistem. Dari analisis angin perlapisan, sirkulasi terlihat mulai dari lapisan permukaan hingga lapisan 500 hPa.

Kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan bibit ini yaitu suhu muka laut hangat (29-30°C), gelombang atmosfer Equatorial Rossby (ER) dan shear vertical lemah (10-15 kt). Model NWP menunjukkan bahwa sistem ini bergerak ke arah barat – barat laut menjauhi wilayah Indonesia.

Potensi sistem untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori tinggi.

Dampak tidak langsung dalam 24 jam ke depan bibit 93W terhadap kondisi cuaca di Indonesia adalah tinggi gelombang 1,25 – 2,5 m (moderate sea) berpotensi terjadi di wilayah Perairan Bitung sampai Kepulauan Sitaro, Perairan Kepulauan Sangihe sampai Talaud, Samudra Pasifik utara Halmahera, dan Samudra Pasifik utara Papua.(ant)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *