Timika, fajarpapua.com – Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan Kabupaten Mimika Tahun Anggaran (TA) 2022 naik signifikan. Kenaikan estimasi APBDP Mimika ditengah kondisi keuangan global yang cukup sulit itu ternyata tidak terlepas dari lahirnya Perpres Nomor 98 tahun 2022 yang disahkan tanggal 27 Juni 2022 lalu.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Mimika, Dwi Cholifah mengungkapkan, induk pendapatan APBD Mimika TA 2022 sebesar Rp 4,1 triliun dengan belanja Rp 4. 480.308.612.225. Awalnya, selisih Rp 300 miliar lebih direncanakan dipinjam di Bank Papua.
Tapi, kata dia, sebelum pembahasan perubahan APBD 2022, Mimika memperoleh tambahan dana 724.110.291.000 sebagai imbas diberlakukannya Perpres Nomor 98 tahun 2022 yang dikeluarkan tanggal 27 Juni 2022.
“Ini kami sudah prediksikan dari hasil realisasi per 31 Desember 2021, makanya APBD Perubahan kita tahun ini naik signifikan. Kalau misal kedepan tidak jadi atau ada kejadian tak terduga, tentu kita revisi kembali atau pinjam di bank Papua,” paparnya.
Dikemukakan, total APBD Perubahan Mimika tahun 2022 sebesar 5.087.183.597.131. Namun yang menjadi persoalan, covid kembali meningkat dan perang Ukraina yang mempengaruhi APBN.
“Kalau situasi normal pasti tercapai. Hanya saja kami was-was karena kondisi global covid dan perang Ukraina yang bisa memicu inflasi, apalagi harga BBM mau naik. Dana tambahan ini dari APBN sehingga kondisi global sangat berpengaruh,” paparnya.
Dwi mengemukakan, hingga Agustus 2022 ini, pencapaian APBD Mimika sudah Rp 1,9 triliun. Dimana, dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sudah tercapai 60 persen, pajak daerah 67 persen serta dana transfer.
“Kita tunggu dana transfer. PBB pertambangan dari Januari sampai Juli belum, tapi mulai Agustus ini tiap minggu sudah masuk, nanti masuk sampai Desember. Bahkan tahun lalu dana masuk 31 Desember Rp 500 miliar sekian,” ujarnya.
Diakui Dwi, track record PAD Mimika sudah sesuai, dimana tahun 2022 PAD ditargetkan Rp 1,6 triliun, yang sudah terealisasi Rp 949 miliar.
“Kita tinggal menunggu dana transfer dari provinsi dan pusat. Biasanya dana masuk September Oktober November dan Desember. PAD Mimika dari target 1,6 triliun, realisasi 949 miliar, pajak daerah dari Rp 245 miliar sudah Rp 165 miliar atau 70 persen lebih. Kalau PBB freeport Rp 50 miliar lebih dari target Rp 47 miliar,” tuturnya.
“Kami lagi kejar pajak restoran, pajak hotel dan lain-lain. Kita doakan bersama mudah-mudahan situasi negara kondusif tidak ada covid. Belum lagi sekarang katanya cacar monyet, BBM naik pasti inflasi. Kondisi-kondisi itu jelas mempengaruhi dana transfer,” tambah Dwi.(ana)