Penulis: Mustofa
(Redaktur fajarpapua.com)
PADA pekan kemarin, Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme Kamoro (YPMAK) selaku pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia (PTFI) mengunjungi mahasiswa penerima beasiswa khusus dan beasiswa mandiri yang sedang menempuh pendidikan disejumlah perguruan tinggi baik di Jakarta dan Bandung, Jawa Barat.
Selain berdialog, Tim Monev YPMAK bersama Divisi Pendidikan dan Divisi Humas YPMAK juga berkesempatan mengunjungi kontrakan yang dijadikan asrama mahasiswa di kota studi Jakarta.
Banyak keluh kesah, masukan dan harapan yang disampaikan oleh para mahasiswa dan mahasiswi yang berasal dari Amungme dan Kamoro serta 5 suku kekerabatannya.
Dalam bincang-bincang di Jakarta ditemukan banyak hal yang menarik dari mahasiswa, baik dari prestasi akademik maupun peristiwa unik mahasiswa selama berada di kota studi yang memiliki kultur serta budaya yang berbeda.
“Orang tua saya belum pernah ke Jakarta dan saya sudah berkuliah disini yang berbeda dengan Kampung Bantu,” ujar Boni Jsngkup mengawali perbincangan dengan fajarpapua.com disela-sela pertemuan antara Tim Monev YPMAK dengan mahasiswa penerima beasiswa mandiri yang dikelola oleh Yayasan Binterbusi di Kampus STIP-AN Jakarta.
Boni Jangkup yang merupakan mahasiswa asli dari Suku Amungme mengaku sangat merasakan manfaat beasiswa YPMAK.
Hal ini mengingat tidak semua pelajar mendapatkan kesempatan menempuh pendidikan secara gratis bahkan dibiayai baik kesehatan, tempat tinggal dan biaya hidupnya.
Boni Jangkup yang lahir pada 8 Agustus 1998 di Kampung Arwanop, Distrik Tembagapura mengaku mendapatkan beasiswa mandiri dari YPMAK sejak duduk di bangku SMA.
Alumni Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menegah Pertama (SMP) Kampung Banti, Tembagapura kini melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara (STIP-AN) Jakarta.
Namun sebelumnya, putra dari Derek Jangkup dan Dortina Diwitaun ini juga bersekolah di Sekolah Menegah Atas (SMA) di Semarang juga karena mendapatkan beasiswa dari YPMAK.
“Saya mendapat beasiswa YPMAK sejak duduk di bangku SMA di Kota Semarang, selanjutnya mendapatkan kesempatan lagi untuk berkuliah di STIP-AN Jakarta,” ujar Boni yang mulai berkuliah sejak Tahun 2020 lalu.
Dalam perbincangan itu Boni mengungkapkan rasa syukur dan terimakasih kepada YPMAK karena telah membiayai pendidikannya dari Kota Semarang hingga kuliah di Jakarta.
“Beasiswa YPMAK ini sangat membantu saya dalam mencapai cita-cita saya, apalagi kami dari keluarga yang kurang mampu dan memiliki keterbatasan,” urainya.
Lelaki berperawakan tinggi kurus ini dengan mata berkaca-kaca juga menyampaikan terimakasih kepada sang ayah Derek Jangkup dan juga sang mama Dortina Diwitau karena telah memberikan dukungan serta semangat selama dirinya jauh dari Kabupaten Mimika. ***
