BERITA UTAMAMIMIKA

Ratusan Guru PPPK Mimika Ditelantarkan Pemda, 9 Bulan Kerja Tidak Digaji, Terpaksa Gadai Barang untuk Bertahan Hidup

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
6
×

Ratusan Guru PPPK Mimika Ditelantarkan Pemda, 9 Bulan Kerja Tidak Digaji, Terpaksa Gadai Barang untuk Bertahan Hidup

Share this article
IMG 20220915 WA0036
Penerimaan SK PPPK Jabatan Fungsional Guru 1 Agustus 2022 di Aula Sentra Pendidikan

Timika, fajarpapua.com – Nasib ratusan guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja ( PPPK) Kabupaten Mimika kian tidak menentu.

Pasalnya hampir sembilan bulan sejak surat penempatan tugas diberikan bulan Februari 2022, gaji dan hak-hak mereka belum dibayarkan Pemda Mimika.

ads

Padahal semua kewajiban sebagai guru sudah mereka laksanakan, baik itu yang bertugas di pegunungan, pesisir, maupun sekolah-sekolah yang ada dalam Kota Timika.

Sebut saja Karni (nama samaran ) merupakan salah seorang guru yang baru lulus PPPK Mimika mengatakan dirinya nyaris putus asa karena hampir semua barang berharga sudah dia gadaikan demi bertahan hidup di Timika.

“Bagaimana bisa bertahan kalau pemerintah seperti melihat kita sebelah mata. Nasib kami di titik nadir, kebutuhan kami begitu banyak, harus mengutang demi bertahan hidup. Kami juga butuh makan sehingga sangat tidak realistis kalau kami pergi bekerja namun perut kami kosong,” keluhnya dengan mata berkaca-kaca.

Ia menjelaskan, pada tanggal 25 Januari dan 15 Februari 2022, mereka diberikan surat penempatan untuk para guru yang lulus seleksi gelombang 1 dan 2 dan saat itu juga semua guru langsung turun ke tempat tugas. Kemudian pada tanggal 1 Agustus 2022 baru terima SK dengan TMT (1 April 2022- 1 April 2027). Setelah menerima SK, ia dan teman-teman sempat melengkapi berkas sisa ke dinas. Waktu disana mereka menanyakan perihal gaji kepada beberapa pegawai namun jawabannya sangat tidak memuaskan “bersabar saja nanti gaji masuk”.

“Kami harus mengaduh pada siapa, apa mereka tahu atau tidak kalau kami lagi susah, giliran suruh orang kerja dengan cara memerintah, namun saat kami menagih hak-hak kami mereka semua diam,” terangnya.

Sementara itu Riko (nama samaran) juga mengeluh hal yang sama. Ia sampai mengutang untuk menyambung hidup keluarganya, bingung harus mengaduh ke siapa, mau mengaduh ke dinas takut dikira pembangkang, akhirnya ia hanya bisa pasrah sambil menunggu dengan harapan SMS bankingnya berbunyi.

“Ironi memang, namun inilah yang terjadi. Saya bingung tidak ada penjelasan resmi dasar apa sehingga pembayaran hak-hak kami bisa lama seperti ini, guru lapar disuruh ngajar kan lucu, ya semoga ada angin segar setelah ini,” ungkapnya.

Ia berharap Kepala Dinas Pendidikan Mimika mendengarkan keluh kesah ini sehingga cepat mengambil sebuah keputusan yang bijak demi kesejateraan guru dan demi kemajuan pendidikan di Mimika.(red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *