BERITA UTAMAMIMIKA

Plt Kadis Pendidikan Mimika Dijabat Putra Papua, Warga Berharap Tidak Ada Lagi Upaya Mematikan Sekolah Swasta

cropped cnthijau.png
13
×

Plt Kadis Pendidikan Mimika Dijabat Putra Papua, Warga Berharap Tidak Ada Lagi Upaya Mematikan Sekolah Swasta

Share this article
af324378 eba2 4bab ab4a f9114c6c94dc
Yosep Temorubun, SH

Timika, fajarpapua.com – Penempatan Willem Naa sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dinilai sebagai langkah tepat dalam mereformasi total lembaga pendidikan kabupaten Mimika.

Direktur YLBH Papua Tengah, Yosep Temorubun SH memberi apresiasi langkah cepat Bupati Johannes Rettob dalam mereformasi dunia Pendidikan Mimika.

ads

“Dengan adanya Kadis Pendidikan yang baru yang notabene anak Papua maka sudah tentu kita berharap Pemda bisa memajukan dunia pendidikan yang selama ini kacau, amburadul,” ungkap Yosep kepada fajarpapua.com, Kamis (3/11).

Dikemukakan, salah satu langkah konyol yang dilakukan mantan Kadis Pendidikan Mimika adalah membedakan perlakuan sekolah negeri dan sekolah swasta. Padahal faktanya anak-anak asli Mimika di pesisir dan pedalaman lebih banyak menjalani pendidikan di lembaga swasta.

“Sekolah-sekolah swasta yang dibangun Gereja menjadi cikal bakal peradaban Sumber Daya Manusia Orang Asli Papua, itu harus kembali diletakkan pada rel yang tepat. Lagipula sekolah-sekolah swasta sudah memberi kontribusi besar kepada bangsa dan negara teristimewa di Tanah Papua, dengan melahirkan para pejabat mulai dari Gubernur, Bupati, Walikota, Anggota DPRDP sampai Kabupaten/Kota belum lagi sejumlah pejabat OPD, dan TNI-Polri,” ungkapnya.

Menurut dia, 8 tahun pendidikan Mimika carut-marut dan diwarnai ketidakpuasan warga atas kebijakan-kebijakan pemerintah. Sehingga sudah saatnya kepala Dinas Pendidikan Mimika yang baru benar-benar fokus mereformasi dan merestorasi kebijakan yang salah.

Salah satunya, Pemda Mimika tidak perlu merasa bersaing dengan sekolah swasta apalagi mematikan sekolah swasta.

“Contoh sekolah-sekolah swasta yang sudah dibangun gereja di suatu tempat nah pemerintah jangan membangun sekolah negeri berdekatan dengan sekolah swasta yang sudah dibangun itu. Karena itu sama saja menghancurkan sekolah swasta yang lebih dulu dibangun pemerintah,” tuturnya.

Ia menyatakan, ada kesan sebelumnya Dinas Pendidikan mengejar proyek dari dana APBD dan APBN dengan mengorbankan eksistensi sekolah swasta.

“Sekolah swasta menjadi korban selama kepemimpinan Kadis Pendidikan yang lama, yang baru tidak boleh lagi,” tukasnya.

Selain itu, Yosep meminta guru-guru ASN yang mengajar di di sekolah swasta yang ditarik mantan Kadis Pendidikan yang lama agar kembali mengajar di sekolah swasta. Sebab, setahu dirinya saat ini sekolah negeri kelebihan guru, sementara sekolah swasta kekurangan guru.

“Karena membangun peradaban Sumber Daya Manusia di Papua bukan saja tugas sekolah negeri tetap sekolah swasta sangat berperan penting. Sebelum Republik Indonesia merdeka sekolah swasta sudah terlebih dahulu ada,” ungkap Yosep.(red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *