BERITA UTAMAJayapura

Sinergi TPID Sulampua Dalam Optimalisasi
Potensi Lumbung Pangan dan Kerjasama Antar Daerah

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
5
×

Sinergi TPID Sulampua Dalam Optimalisasi<br>Potensi Lumbung Pangan dan Kerjasama Antar Daerah

Share this article
bd9bf3d0 1d82 407b a121 3547974d0609
Peserta Rakorwil TPID Sulampua


 
Jayapura, fajarpapua.com – Dalam upaya penguatan sinergi pengendalian inflasi di kawasan Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi wilayah se-Sulampua menyelenggarakan Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) TPID Sulampua di Kabupaten Merauke pada Selasa (23/3).

Kegiatan Rakorwil TPID Sulampua di Merauke diikuti oleh 10 (sepuluh) Kantor Perwakilan Bank Indonesia dan 14 (empat belas) Pemerintah Provinsi di wilayah Sulampua. Tema pembahasan yang diangkat dalam Rakorwil TPID Sulampua yakni “Potensi Lumbung Pangan di Sulampua dan Akselerasi Kerjasama Antar Daerah”.

ads

Penjabat Gubernur Papua Selatan yang diwakili oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Sunaryo menyampaikan apresiasi atas pemilihan Provinsi Papua Selatan, khususnya Kabupaten Merauke sebagai tempat penyelenggaraan Rakorwil TPID se-Sulampua.

Hal ini tidak terlepas dari potensi besar Papua Selatan sebagai lumbung pangan di kawasan Sulampua yang perlu dioptimalisasi melalui sinergi dengan instansi terkait lainnya.

“Berbagai komoditas unggulan di Papua Selatan yang dapat dikembangkan ialah beras, telur ayam, daging ayam dan aneka hortikultura,” ujar Sunaryo belum lama ini.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan selaku koordinator Bank Indonesia wilayah Sulampua, Causa Iman Karana menyampaikan, pengendalian inflasi pangan masih menjadi tantangan seiring tingginya biaya produksi, tantangan iklim dan perbaikan daya beli.

“Untuk mendukung pengendalian inflasi dan ketahanan pangan, terdapat beberapa daerah yang akan dikembangkan sebagai program kawasan lumbung pangan di Sulampua. Beberapa diantaranya Sulawesi Barat, Maluku, dan Papua. Adapun program lumbung pangan di Papua berlokasi di Kabupaten Merauke, Mappi dan Boven Digoel dengan luas sekitar 1,69 juta hektar, serta kabupaten Keerom dengan luas 10.000 – 20.000 hektar,”katanya.

Pada sesi diskusi, Kepala Tim Kantor Perwakilan Bank Indonesia Papua, Remon Samora menyampaikan pentingnya konektivitas moda transportasi sebagai salah satu upaya krusial untuk menangani permasalahan inflasi di Papua.

Hal ini sangat penting mengingat ukuran Papua yang sangat luas (2,2 kali luas Pulau Jawa atau 1,67 kali luas Pulau Sulawesi) dan memiliki karakteristik geografi pegunungan di beberapa daerah. Remon menggarisbawahi pentingnya sinergi dan inovasi sehingga program pengendalian inflasi dapat berjalan lebih optimal.(hsb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *