Timika, fajarpapua.com – Direktur Yayasan Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) Kabupaten Mimika Vebian Magal mengemukakan, lembaga pengelola dana kemitraan Freeport itu memiliki 3.000 quota peserta penerima beasiswa.
Vebian Magal mengatakan dalam proses perekrutan para peserta beasiswa tetap mengedepankan fleksibilitas.
“Kami YPMAK punya kuota beasiswa 3000 peserta. Dalam proses perekrutannya tetap menjaga fleksibilitas, dalam arti kalau tahun ini ada 100 orang yang lulus maka kami akan rekrut gantikan yang lulus itu 100 orang,” ujarnya kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (4/4).
“Itu terbatas, puji Tuhan jika 200, 300 atau bahkan 500 orang yang lulus berarti kami akan rekrut angka yang sama dengan yang lulus,” ujarnya menambahkan.
Menurut dia, dari hasil monitor tidak terjadi perubahan apa-apa, dan terhadap jumlah pun masih sama yakni 3000 kuota.
“Itu artinya secara kuota sudah close. Kami tidak bisa lakukan apa-apa, secara kuota sudah final. Tapi ternyata ada yang meninggal, ada yang pulang, mengundurkan diri, ada yang lewat masa study, ada yang lulus. Total yang lulus misalkan 200 yah 200 itu akan kami rekrut sebagai pengganti. Jadi fleksibel,” paparnya.
Dikemukakan, yang tidak bisa dilakukan yakni penerimaan peserta beasiswa secara massal, karena jika hal itu terjadi maka akan melampaui kuota yang telah ditetapkan.
“Makanya dalam pembinaan saya menekankan bahwa rekrut-rekrut terbatas itu karena ulah dari adik-adik sendiri, adik-adik tidak mau manfaatkan kesempatan itu untuk cepat lulus, terlambat study justru tidak bisa memberi peluang kepada adik-adik kita dibelakang. Itu yang terjadi,” jelasnya.
Kata dia, pelajar penerima beasiswa sebetulnya telah menandatangani kontrak masa study, sehingga jika lewat masa study yang ditentukan maka pemberian beasiswa akan dihentikan.
“Bagi mereka yang sudah lewat masa study, harusnya 5 tahun selesai tapi lewat dari itu 6 sampai 7 tahun, berarti dihentikan,” kata dia.
“Kemudian yang berturut-turut IPK dibawah 2 koma juga hentikan. Satu semester masih kategori pembinaan, tapi kalau sudah semester ke tiga dan IPK berturut-turut dibawah 2 koma artinya tidak ada peningkatan ya hentikan. Jadi ada pedomannya seperti itu,” ujarnya.
“Itu sebenarnya motivasi buat adik-adik. Jadi kalau dihentikan itu bukan berarti pendidikannya tapi pemberian beasiswanya. Kalau pendidikannya orang tua mau sambung mau lanjut dengan cara apa itu urusannya mereka,” tukasnya.
Sehingga ia berharap agar pelajar dan mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di tahun ini agar cepat lulus sehingga memberi peluang untuk generasi berikutnya.
“Harapan saya tahun ini banyak yang lulus, supaya kami rekrut yang baru dengan jumlah yang sama juga,” pungkasnya. (feb)