Jayapura, fajarpapua.com– Pemerintah Daerah Nabire bersama TNI-Polri melakukan pertemuan di Kantor Distrik Uwapa, Kabupaten Nabire pasca konflik antar 2 kelompok warga Suku Mee dan Dani yang mengakibatkan 2 warga meninggal dunia, 8 orang luka terkena panah, serta puluhan rumah warga dibakar, Kamis (8/6).
Pertemuan Pemda Nabire, Aparat Keamanan serta warga tersebut dilakukan guna mencari solusi penyelesaian konflik yang terjadi.
Kapolres Nabire AKBP I Ketut Suarnaya mengungkapkan, akibat konflik yang terjadi diantara kedua suku, menurut data terbaru terdapat 8 korban luka yang rata-rata terkena panah dan sudah mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Nabire.
Tidak hanya itu, Suarnaya juga mengungkapkan ada beberapa rumah warga yang menjadi korban pembakaran diantaranya TKP KM.80 sebanyak 9 unit rumah, KM.84 sebanyak 2 unit rumah dan KM.86 sebanyak 10 rumah.
“Warga masyarakat yang menjadi korban akibat pembakaran tersebut saat ini tengah berada di Kantor Koramil Siriwo dan Polsub Sektor Siriwo untuk berlindung dan ada sebagian yang mengungsi ke rumah keluarga serta kerabatnya,” ujar AKBP I Ketut Suarnaya, Sabtu (10/6/2023).
Pihaknya akan menindak tegas para pelaku utama dari kejadian pembakaran hingga mengakibatkan kerugian bagi masyarakat tersebut.
Kapolres menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak kembali melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
“Kami juga meminta kepada para tokoh maupun yang diberikan tanggung jawab di masing-masing kelompok untuk bisa membantu kami dalam mengendalikan warganya sehingga keamanan dapat tercipta di Kabupaten Nabire serta aktifitas masyarakat dapat berjalan kembali seperti pusat perbelanjaan, perkantoran dan sekolah-sekolah,” pungkasnya.(hsb).