Timika, fajarpapua com – Warga Kamoro meminta kepada Pemda Mimika melalui Dinas Pendidikan agar memberikan ruang dan jatah kepada orang asli Papua (OAP) dalam seleksi penerimaan beasiswa.
Hal itu dikatakan salah satu orang tua yang putranya mengikuti seleksi, NE, kepada fajarpapua.com via pesan whatsapp, Sabtu (10/6).
“Ini jatah afirmasi untuk orang asli Papua. Kepada mereka yang non OAP silahkan lewat jalur umum yang dibuka online,” harap NR.
NR mengantar anaknya yang lulus tahun ajaran 2023/2024 suku asli Kamoro untuk mendaftar berkas ke Dinas Pendidikan Mimika. Hal itu sesuai surat edaran yang dikeluarkan Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika tertanggal 17 Mei 2023 perihal pengumuman penerimaan mahasiswa/i baru program afirmasi-ADIK Papua tahun 2023. Yang mana, batasan waktu dibuka tanggal 6 Juni 2023 17 Mei 2023.
“Persyaratan utama adalah orang asli Papua. Dari 11 persyaratan lainnya,” katanya.
Kendati demikian, demikian NE, pada tanggal 6 Juni 2023, panitia seleksi administrasi Dinas Pendidikan mengatakan pendaftaran sudah ditutup. Namun anehnya, menurut pengakuan salah satu oknum pegawai di Dinas itu, per tanggal 9 Juni 2023 banyak anak non OAP tamatan SMA di Timika yang datang mendaftar bersama orang tua mereka yang bekerja sebagai ASN.
“Saya tidak tahu, mereka akan isi formulir status suku itu asli apa dan dapat rekomendasi dari lembaga adat mana di Papua,” ujar NE dengan nada kesal.
Dimata NE, warga non OAP harus memberikan ruang kepada generasi Papua yang ingin maju membangun daerah asal mereka melalui seleksi beasiswa jalur afirmasi – ADIK tahun 2023.
“Mereka suku diluar Papua yang berdomisili di Kabupaten Mimika, silahkan ikuti jalur seleksi umum masuk perguruan tinggi negeri atau swasta,” ungkapnya.
Dia menilai, kehadiran program Beasiswa Mahasiswa Baru, program Afirmasi – Adik Papua merupakan kebijakan pemerintah Indonesia melalui kementerian terkait membantu mencerdaskan kehidupan Orang Asli Papua melalui pendidikan, dengan kemudahan biaya pendidikan.
Mereka ini terutama akan diterima di sekolah-sekolah tinggi milik Negara seperti Institut pemerintahan dalam Negeri (IPDN), Sekolah Tinggi Intelejen Negara (STIN) juga masih banyak sekolah tinggi atau universitas lainnya lainya.
“Kalau yang Non OAP juga mau masuk, terus adik-adik asli ini harus kemana mereka punya masa depan,” ucapnya.
Walaupun tujuh suku asli Mimika masih ada peluang beasiswa di Lembaga Pengembangan Masyarakat Adat Amungme dan Kamoro (YPMAK) tetapi itu juga terbatas. Karena jumlah putra/i tujuh suku sekarang banyak dan berkembang dalam dunia pendidikan.
Karena itu, dia mengajak semua pihak yang berkepentingan untuk bersama mengawal program ini. (eddy).
