BERITA UTAMAMIMIKA

Peserta BPJS Klinik Swasta di Timika Keluhkan Obat Malaria Beli Sendiri, Felsi : Percuma Gaji Saya Dipotong Tiap Bulan

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
22
×

Peserta BPJS Klinik Swasta di Timika Keluhkan Obat Malaria Beli Sendiri, Felsi : Percuma Gaji Saya Dipotong Tiap Bulan

Share this article
IMG 20230626 WA0138
Ilustrasi BPJS Kesehatan

Timika, fajarpapua.com – Peserta BPJS Kesehatan yang pelayanannya di fasilitas kesehatan (faskes) klinik swasta di Kota Timika mengeluhkan setiap didiagnosis terkena malaria malah diminta membeli obat sendiri.

ads

Felsi, warga Nawaripi Dalam yang kepesertaan BPJS Kesehatannya di Faskes klinik swasta bilangan Jalan Hasanuddin Timika mengeluhkan masalah tersebut saat dirinya berobat pada bulan Mei lalu. Usai didiagnosa positif malaria, Felsi diminta untuk membeli/membayar obat malaria sendiri, hal tersebut terulang ketika dirinya positif malaria tiga hari lalu.

“Cek darahnya tidak bayar tapi obatnya disuruh beli padahal sayakan pakai BPJS, dulu tidak begitu,” katanya, Senin (26/6).

Ia mengungkapkan, saat ditanyakan mengapa sekarang obat harus dibayar, petugas klinik mengatakan itu aturan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Mimika.

“Katanya obat malaria tidak diperbolehkan untuk pasien BPJS di klinik swasta, tapi kok tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Untuk apa gaji saya dipotong tiap bulan buat BPJS kalau obat malaria harus beli sendiri?” ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan masalah tersebut terjadi sejak tahun 2023 ini. Ia mempertanyakan apakah aturan tersebut memang dari Dinkes atau dibuat-buat oleh klinik tersebut.

“Saya jengkel sampai saya marah-marah di klinik, tapi mereka bilang percuma bapak marah-marah itu aturan dari Dinkes,” ujarnya.

Ia meminta kepada Dinkes Mimika untuk mencari solusi terhadap permasalahan tersebut. Pasalnya kebijakan itu muncul tanpa pemberitahuan sebelumnya.

“Kalau memang ini aturan dari Dinkes tolong kasih solusi seperti apa, kasihan kami pakai BPJS ini untuk meringankan biaya berobat,” tandasnya.

Selanjutnya Daniel warga jalan Kelimutu Timika peserta BPJS di salah satu klinik swasta di jalan Budi Utomo juga mengeluhkan hal serupa. Dirinya sebagai peserta BPJS tapi saat berobat malaria diminta untuk membeli obat.

“Selama ini kami pikir apa gunanya dipotong gaji tiap bulan. Banyak teman kerja saya juga mengeluhkan hal sama,” ungkapnya.

Menurut dia, jika obat malaria tidak ada di klinik rujukan BPJS tidak masalah untuk beli di tempat lain. Namun yang terjadi meskipun di klinik tersebut tersedia obat malaria namun pasien tetap membayar.

“Padahal kita sudah pakai BPJS masih keluarkan uang untuk beli obatnya. Dulu tidak begitu lho, kalau pas malaria periksa pasien tidak ada uang bagaimana?” tuturnya.(ron)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *