BERITA UTAMAPAPUA

Cuaca Dingin Ekstrem, 7.000 Warga di Puncak, Papua Tengah Terancam Kelaparan

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
5
×

Cuaca Dingin Ekstrem, 7.000 Warga di Puncak, Papua Tengah Terancam Kelaparan

Share this article
IMG 20230721 WA0044
Bupati Puncak Willem Wandik

Timika, fajarpapua.com- Sedikitnya 7 ribu warga di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi, Kabupaten Puncak, Papua Tengah terancam kelaparan.

Hal ini karena imbas dari gagal panen dan terbatasnya suplai makanan dari daerah lain akibat datangnya cuaca dingin yang ekstrem di dua distrik tersebut.

Ads

Kondisi ini dibenarkan Bupati Puncak Willem Wandik melalui keterangan tertulisnya yang diterima wartawan, Jumat (21/7).

“Ada dua distrik yang terdampak cuaca ekstrem dan ini menjadi cuaca tahunan,” katanya.

Willem mengatakan Pemkab Puncak telah menetapkan status tanggap darurat di dua distrik yang terdampak tersebut.

Dikatakan status tanggap darurat untuk dua distrik dimaksud berlaku sejak 7 Juni hingga 7 Agustus 2023 mendatang.

Penetapan status tanggap darurat di dua distrik berdasarkan Surat Keputusan Bupati Nomor: 300.2/28/Tahun 2023 terhitung sejak 7 Juni 2023 lalu.

Wilem Wandik mengungkapkan berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Puncak jumlah penduduk yang terdampak mencapai 7.000 jiwa.

Jumlah tersebut dari dua distrik yang terkena cuaca ekstrem masing-masing di Distrik Agandugume sebanyak 3.000 jiwa dan di Distrik Lambewi 4.000 lebih jiwa.

Bupati Wandik mengungkapkan cuaca di dua distrik tersebut sangat dingin sehingga membuat tanaman menjadi rusak dan umbi busuk.

Bahkan Pemkab Puncak memprediksi jika kondisi ini terus berlanjut wabah diare juga akan menyerang warga terutama anak-anak.

Namun demikian lanjutnya sast ini Pemkab Puncak telah melakukan penanganan untuk mengantisipasi terjadinya kelaparan.

Terkendala Penerbangan

Bupati Wandik dalam keterangannya juga mengungkapkan, upaya penanganan bencana akibat cuaca dingin ekstrem di dua distrik di Kabupaten Puncak terkendala dengan penerbangan.

“Kendalanya tidak ada layanan penerbangan ke dua distrik tersebut. Sudah ada bantuan tapi sampai saat ini belum ada perusahaan maskapai penerbangan yang mengizinkan pesawatnya melayani di daerah tersebut karena dampak dari ulah penyenderaan pilot serta penembakan pesawat,” ungkapnya.

Akibat sulitnya mendapatkan layanan penerbangan ke dua distrik, Bupati Wandik membuka diri bagi siapa pun yang ingin membantu.

“Saya berharap agar keamanan pesawat angkutan bahan makanan harus dijaga. Kepada pihak-pihak yang memegang senjata, jangan ada kontak senjata, kasihan masyarakat saya di sana butuhkan perhatian kita,” pungkasnya. (mas/red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *