Timika, fajarpapua.com – Kesebelasan Papua Football Academy (PFA) meraih juara pertama pada turnamen Freeport Junior Cup (FJC) 2024 setelah mengalahkan kesebelasan Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP) di babak final di lapangan Sintetik Mimika Sport Complex (MSC) Timika, Jumat (10/5).
Kesebelasan PFA berhasil mengalahkan SATP melalu drama adu pinalti dengan score 2 : 1 setelah dalam pertandingan dengan hasil imbang 1 : 1. Selanjutnya SATP menduduki juara kedua dan juara ketiga diraih SSB Mimika United.
Turnamen tersebut ditutup secara resmi oleh Vice President Community Development PTFI Engel Enoch yang ditandai dengan penyerahan piala kepada pemenang dan pemberian medali kepada seluruh pemain peserta turnamen sebagai penghargaan untuk perjuangan mereka.
Engel Enoch mengatakan mengikuti turnamen ini merupakan suatu pengalaman yang luar biasa karena bisa menunjukkan apa yang didapat selama latihan yang diberikan oleh pelatih masing-masing klub.
“Ini adalah pengalaman yang berharga karena sudah latihan setiap saat, kalau tidak bertanding kita tidak tahu kemampuan kita seperti apa. Sehingga ini proses penting karena bisa menunjukkan kemampuan masing-masing,” katanya.
Menurutnya turnamen ini bukan masalah menang kalah tapi yang terpenting adalah bagaimana bermain sepak bola yang baik dan benar dengan menjunjung sportivitas serta fair play sesama pemain.
“Kami sangat memberi apresiasi kepada PFA dan Sekolah Sepak Bola (SSB) di Mimika yang telah ikut serta dalam ajang FJC 2024 dan diharapkan kedepan ada bintang sepak bola yang lahir dari Mimika,” ungkapnya.
Sementara Direktur Akademi PFA Wolfgang Pikal mengatakan hadiah dalam gelaran FJC 2024 ini memang bukan uang karena tidak baik diberikan uang.
“Kalau hadiah berupa uang sangat tidak baik untuk usia muda, karena ini akan memunculkan semangat palsu, semangat tidak sehat untuk pemain dan pelatih, karena hanya mencari uang dan juara,” katanya.
Ia menilai dengan adanya pandangan hanya mencari juara dan hadiah, maka pelatih hanya akan memainkan anak asuh terbaiknya, sementara mereka yang biasa saja kemampuannya tidak diturunkan dan tidak mendapatkan kesempatan berkembang.
“Untuk itu, untuk pesepakbola muda jangan diberikan uang, kasih saja medali atau alat,” ungkapnya.(ron)
