BERITA UTAMAMIMIKA

Gerardus Ceritakan Kronologis Penganiayaan Sadis yang Dilakukan Dua Oknum Pegawai Lapas Timika, Keluarga Tuntut Satu Lagi Ditangkap

1663
×

Gerardus Ceritakan Kronologis Penganiayaan Sadis yang Dilakukan Dua Oknum Pegawai Lapas Timika, Keluarga Tuntut Satu Lagi Ditangkap

Share this article
IMG 20240512 WA0071
Korban Gerardus Maturan yang tengah dalam perawatan medis.

Timika, fajarpapua.com – Gerardus Maturan alias GM, narapidana korban penganiayaan oleh oknum pegawai Lapas Timika mengaku dirinya dianiaya dua orang, Alfred Esupu alias AE dan Alfaro Suebu alias AS.

Bukan hanya dialami GM, ternyata dari pengakuan sesama rekan narapidana mereka sering jadi korban penganiayaan oleh para pelaku.

“Kami di dalam ini tahu kami berbuat salah dan kami sudah menjalani hukuman. Tapi ternyata di dalam ini kami masih disiksa seperti binatang, kami diperlakukan seenaknya begitu,” ujar GM saat ditemui fajarpapua.com, Minggu (12/5)

Menurutnya, salah seorang saudaranya yang juga pernah menghuni Lapas Timika kerap menjadi korban dari oknum tersebut yang sering memukul dan menindas para narapidana.

“Ada saya pu sodara dia juga pernah jadi korban babak belur, mungkin saya ini sudah paling sial karena sampai ditikam. Dulu dua saudara saya itu dipukul, diinjak kami punya foto bukti perbuatan mereka,” jelasnya.

Ia menceritakan secara rinci dimana pada Sabtu (11/5/2024) sekitar pukul 06.36wit, dirinya yang sedang tidur di sel dibangunkan oleh pelaku untuk dipindahkan ke Lapas karantina.

Korban bangun sambil mengambil kainnya untuk pindah ke sel karantina. Sampai di depan sel karantina sambil menunggu petugas membukakan pintu sel, tiba-tiba muncul pelaku tanpa tanya langsung memukul dan menendangnya. Selanjutnya korban dimasukkan dalam sel karantina.

Saat itu korban sudah dalam kondisi babak belur. Pelaku mengambil sangkur hendak mengiris dahi korban namun korban menangkis hingga mengenai tangan kanannya (korban,red).

Kemudian pelaku menikam dahi korban, tak sampai disitu korban terus dipukul hingga merintih kesakitan lalu pelaku menikam kepala korban.

Karena merasa sakit dan pusing korban jongkok, saat itu pelaku langsung menikam korban di area paha kiri. Lalu pelaku menyuruh korban berdiri, dan memukulnya.

Pelaku sempat mengeluarkan kalimat “Saya ini sudah dilatih untuk membunuh” Kkemudian memukul korban lagi.

“Setelah puas mereka keluar dari dalam Lapas. Hampir 1 jam saya ditinggalkan di dalam Lapas dengan sekuat tenaga saya minta pertolongan kepada teman-teman yang berada diluar sel untuk memanggil petugas karena saya sudah tidak sanggup menahan rasa sakit,” ujarnya.

Petugas datang, karena melihat dirinya berlumuran darah, lalu petugas membuka paksa kunci sel dan membawa korban ke depan untuk berobat.

Tiba di depan, luka-luka korban dibersihkan menggunakan cairan infus. Namun karena luka cukup parah akhirnya dibawah ke puskesmas sp 5, dan dirujuk berobat ke RSMM.

Terkait hal ini keluarga korban Florentinus Leisubun menyampaikan, pelaku ada dua orang

“Kami ada lihat di berita kalau satu pelaku sudah ditangkap, kami ingin lihat betul tidak itu orangnya, dan kami ingin pelaku yang satunya juga ditangkap karena dari pengakuan korban yang mengalami penganiayaan ini ada dua petugas lapas yang berinisial AE dan AS. Kalau memang melanggar kode etik kami minta mereka dipecat,” ungkapnya

Ia berharap kepada Kalapas dan jajarannya bahwa kejadian ini merupakan yang terakhir kali, sebab para napi merupakan warga binaan.

“Sesuai nama mereka warga binaan yah berarti dibina bukan dipukul, tendang, diinjak kaya binatang. Mereka hak bebasnya dirampas tapi hak asasi manusianyakan ada, jadi jangan diperlakukan seenaknya. Kami minta Kalapas dan jajaran perbuatan ini sudah sering namun kali ini sudah ada bukti jadi stop perlakukan warga binaan seprti binatang,” tutupnya. (moa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *