BERITA UTAMAPAPUA

Didampingi Lemasko, Paulus Waterpauw Minta Restu dari Dewan Adat Papua Maju Pilkada Gubernur Papua, Sematkan Marga ‘Awi’

×

Didampingi Lemasko, Paulus Waterpauw Minta Restu dari Dewan Adat Papua Maju Pilkada Gubernur Papua, Sematkan Marga ‘Awi’

Share this article
IMG 20240623 WA0023
Foto bersama

Jayapura, fajarpapua.com—Bakal calon Gubernur Papua Paulus Waterpauw atau disapa Kaka Besar, didampingi Ondoafi Nafri sekaligus Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Port Numbay George Awi dan Ketua I Lembaga Masyarakat Adat Suku Komoro (Lemasko) Marianus Maknaipeku sekaligus mewakili wilayah adat Bomberai Kuripasai, mendatangi Dewan Adat Papua (DAP), meminta restu untuk maju sebagai calon Gubernur Provinsi Papua periode 2024-2029.

Paulus Waterpauw (PW) setelah tiba di Kantor Sekretariat DAP di Tanah Hitam, Abepura, Kota Jayapura, Sabtu (22/6/2024), disambut Ketua Harian DAP sekaligus Ketua Dewan Adat Wilayah Mamta, Yakonias Wabrar dan Sekjen DAP Leo Imbiri.

Dalam kunjungan itu, hadir menyaksikan 19 Ondoafi, Perwakilan Paguyuban, Perwakilan tokoh tokoh adat dari Dewan Adat Suku (DAS) di wilayah Tabi, Saereri, Port Numbay, Grimenawa, Sarmi, Dofonsoro Utara, Dofonsoro Selatan, Keerom, Mamberamo, tokoh pemuda, tokoh perempuan dan simpatisan serta seluruh masyarakat adat yang hadir didalam rumah besar DAP.

Pertemuan tersebut mengusung Tema “Merajut Asa Membangun Rumah Besar Kaka Besar Tetap dalam Rumah Besar”.
Yakonias Wambraw menyampaikan terima kasih kepada kedua orang tua mengantarkan anak terkasihnya sebagai anak adat Papua kedalam rumahnya yakni rumah besar DAP.

“Saya membuka pintu rumah dan pintu hati, untuk menerima Kaka Besar sebagai anak adat Papua yang tahu adat. Dia tahu adat, karena sepanjang sejarah berdirinya DAP pada 8 Pebruari 2002, belum pernah ada anak Papua yang mau pergi bertanding bola atau apalah belum pernah datang dalam rumah besar DAP untuk pamit,” jelas Yakonias.

Sementara itu Ketua LMA Port Numbay, George Awi menuturkan dirinya biasa panggil Paulus Waterpauw adik jenderal sejak awal pertemuan.

“Adik jenderal bisa datang ke rumah besar ini menunjukan dia anak adat yang tahu diri. Sebelum ke rumah adat Papua beliau mampir di rumah saya mungkin bapak ibu bertanya kenapa bapak Ondo ini harus mendampingi Paulus Waterpauw,” terang Awi.

Awi mengutarakan, jenderal PW waktu jadi Kapolresta Jayapura tahun 2006 datang pertama kali masuk di Kampung Nafri.

“Kami angkat kami punya adik ini sebagai orang Nafri dan beliau memakai marga Awi menjadi Paulus Waterpauw Awi. Bukan mau jadi gubernur ini baru dia datang, tapi karena tahun-tahun itu Nafri adalah daerah merah dan banyak anak anak nakal dan lain-lain,” ucap Awi.

Lebih lanjut Awi menerangkan, pendekatan Paulus Waterpauw bukan sebagai polisi, tapi datang duduk cerita sebagai adik dengan kakak. Itulah ciri- ciri anak adat dan PW menyerap aspirasi dan Kapolresta yang menjinakan orang Nafri.

Paulus Waterpauw menyampaikan rasa hormat dan rasa bangganya bisa berada di rumah besar DAP, untuk menyapa pemilik otoritas adat di wilayah adat Tabi dan Saereri.
“Doa saya kiranya Tuhan melindungi dan memberkati kita semua,” ungkap Waterpauw.(hsb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *