Timika, fajarpapua.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mimika hingga kini menenyiagakan dua personilnya untuk melakukan penjagaan di lokasi bencana longsor di Distrik Tembagapura.
Bahkan dua personil tersebut disiagakan untuk memantau lokasi pasca bencana longsor yang menewaskan 7 warga pada 14 Juni 2024 lalu.
Kepala BPBD Kabupaten Mimika, Mozes Yarangga saat ditemui fajarpapua.com, Senin (29/7) kemarin menyampaikan pihaknya terus melakukan pemantauan dan koordinasi dengan dinas terkait untuk penanganan lebih lanjut.
“Kemarin kami ada menaikkan tingkat status ke darurat, namun sudah berakhir dan saat ini kita masih melakukan pemantauan agar bencana yang terjadi bisa diantisipasi dan tidak memakan korban jiwa,” ujarnya.
Pihaknya juga terus memberikan edukasi dan pemahaman atau sosialisasi kepada masyarakat yang ada di area tersebut terkait dengan penanggulangan kebencanaan.
“Kita sudah memberikan pemahaman, sosialisasi terkait wilayah yang ditempati oleh masyarakat rawan timbulnya bencana. Namun memang semua butuh proses untuk mereka bisa memahami, mengingat warga disana mencari makan,” jelasnya.
BPBD Kabupaten Mimika lanjutnya telah melakukan koordinasi dengan pihak PT Freeport Indonesia untuk menempatkan dua staffnya memantau masyarakat yang ada di wilayah bencana tersebut.
“Kami berkoordinasi dengan PTFI dalam menempatkan dua staff BPBD yang ditugaskan memantau aktifitas masyarakat, sehingga bisa cepat mengantisipasi jika ada situasi yang membutuhkan penanganan,” jelasnya.
Diketahui sebelumnya, terjadi banjir dan longsor di Kampung Banti 1, Kampung Banti 2, Kampung Opitawak, dan Kampung Utikini Lama, yang mengakibatkan 7 orang meninggal dunia. (moa)