Timika, fajarpapua.com – Kepala Kampung Wakia Distrik Mimika Barat Tengah, Frederik Warawarin mengatakan sebelum aksi penyerangan oleh sejumlah warga kabupaten tetangga pihaknya sudah memerintahkan untuk menghentikan aktifitas pertambangan sesuai perintah Kapolres Mimika.
“Perintah Kapolres untuk berhentikan semua sudah saya laksanakan. Tapi dari oknum salah satu pengusaha bantah saya tidak mau dengar akhirnya tetap melakukan pendulangan, itu yang membuat masyarakat kabupaten tetangga serang kita,” kata Frederik saat ditemui Jumat (30/8).
Menurutnya, masalah terjadi awalnya terkait tapal batas antara Kabupaten Mimika dengan Dogiyai dan Deiyai, dimana sempat adanya kunjungan ketua DPRD Dogiyai dengan 12 anggota ke Kampung Wakia dan Kapiraya. Dimana dalam pertemuan tersebut terjadi perdebatan.
“Kami sempat debat panas dengan Ketua DPRD Dogiyai yang datang. Debat tersebut terkait masalah tapal batas, saya sampaikan ini urusan dengan pemerintah tingkat atas dengan Bupati dengan kami ditingkat Kampung, akhirnya mereka pulang,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, dari kejadian penyerangan tersebut seluruh warga kampung mengungsi dan tidak ada aktifitas warga sama sekali.
“Masyarakat semua mengungsi ke pantai karena ketakutan. Ada beberapa rumah warga dirusak dan saya punya rumah sendiri yang dibakar,” ungkapnya.
Untuk operasi pertambangan sendiri Frederik menegaskan dilakukan perorangan bukan perusahaan.
“Ada tujuh unit alat berat itu punya masing-masing pengusaha dan beroperasi masing-masing bukan perusahaan. Saya tidak punya alat berat di kampung dan saya tidak pernah datangkan alat berat, oknum pengusaha yang datangkan. Memang mereka ada komunikasi dengan kami melalui koperasi yang kami bentuk, dari ijin yang kami berikan kami manfaatkan alat berat itu juga untuk kerja bangun akses jalan,” tuturnya.
Sementara menanggapi masalah tersebut, Bupati Mimika Johannes Rettob saat ditemui di kantor BPKAD Mimika Jumat (30/8) mengatakan, Pemda Mimika akan memberikan bantuan kepada masyarakat Kampung Wakia yang mengungsi. Selain itu Pemda Mimika bersama Forkopimda akan melakukan kunjungan ke Kampung Wakia.
“Infonya ada dua kampung mengungsi, kami belum tahu mengungsinya bagaimana, tapi pemerintah akan bantu makan minum mereka,” ungkapnya.
Terkait masalah yang terjadi sehingga terjadi penyerangan warga Kampung Wakia Bupati menegaskan, pihaknya akan mengirim tim untuk melihat akar permasalahan. Pasalnya persoalan itu juga dipicu tambang liar.
“Kita kirim tim dulu nanti baru kita putuskan apa yang akan kita lakukan, ini yang akan kami cari solusinya. Tetapi jika bukan karena tapal batas dan karena tambang ilegal yah kita tutup,” tegasnya.(ron)